Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Thailand berencana akan memperketat kembali perbatasan setelah ditemukannya tiga kasus lokal varian COVID-19 Afrika Selatan yang berasal dari penyeberangan perbatasan ilegal.
Direktur Jenderal Departemen Pengendalian Penyakit Thailand Opas Karnkawinpong mengatakan bahwa pergerakan orang telah dibatasi di wilayah yang terkena dampak dari varian Afrika Selatan. Dari 81 kasus di wilayah tersebut, telah terdeteksi dua kasus varian Afrika Selatan sejak kasus pertama ditemukan pada 4 Mei.
"Varian ini ditemukan mirip dengan yang ditemukan di Malaysia," kata Opas seperti dikutip dari Reuters, Minggu (23/5).
Baca Juga: Kebijakaan Bank Sentral China tak berubah tajam meski harga properti melonjak
Meskipun ada kekhawatiran varian tersebut dapat mengancam kemanjuran vaksin COVID-19, Opas mengatakan inokulasi massal masih akan efektif dalam mengurangi keparahan dan tingkat kematian akibat penyakit tersebut.
Pemerintah Thailand mengatakan akan meningkatkan tenaga kerja di pos pemeriksaan dan pengawasan listrik sepanjang perbatasan darat. Selain itu, pemerintah juga meminta pejabat setempat untuk lebih tegas dalam menindak adanya migran ilegal.
Pihak berwenang di Bangkok juga melarang pergerakan pekerja di kamp pekerja konstruksi setelah 11 kamp termasuk dalam 30 kluster aktif di ibu kota Thailand. Satgas COVID-19 Thailand telah meminta perusahaan konstruksi untuk menjaga pekerjanya dengan menyediakan makanan dan bekal selama periode ini.
Baca Juga: China serukan tindakan keras atas penambangan kripto, harga Bitcoin anjlok
Di wilayah sekitar Bangkok, ada sekitar 409 kamp pekerja di mana pemerintah kota mengatakan bahwa ada 62.169 pekerja tinggal di sana dan setengahnya adalah pekerja migran. Pembatasan pergerakan juga telah diberlakukan di pasar yang ada di wilayah tersebut.
Thailand pada hari Minggu melaporkan 3.382 kasus virus korona baru dan 17 kematian baru, sehingga total menjadi 129.500 kasus dan 776 kematian sejak pandemi dimulai tahun lalu.