Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - HANOI. Vietnam mengarantina sebuah desa berpenduduk 10.000 orang di dekat Kota Hanoi selama 20 hari, menyusul kekhawatiran virus corona baru bisa menyebar di wilayah tersebut.
Desa Son Loi di Provinsi Vinh Phuc, 44 kilometer dari Hanoi, Ibu Kota Vietnam, menjadi rumah bagi 11 dari 16 kasus COVID-19 di negara Asia Tenggara itu, termasuk bayi berusia tiga bulan.
"Lebih dari 10.000 penduduk tidak akan diizinkan untuk pergi selama 20 hari ke depan, mulai dari hari ini," kata pejabat Pemerintah Vietnam kepada Reuters, Kamis (13/2), yang menolak ditulis namanya.
Baca Juga: Berita duka, Jepang laporkan kematian pertama pasien virus corona
"Sampai malam ini, kami masih akan mengizinkan mereka yang ingin pulang untuk masuk, tetapi, dalam beberapa hari ke depan, tempat itu akan sepenuhnya disegel," ujar pejabat lainnya.
COVID-19 tiba di Vinh Phuc setelah orang-orang dari provinsi ini yang bekerja di Kota Wuhan, China, tempat virus ini pertama kali terdeteksi, kembali ke Vietnam untuk liburan Tahun Baru Imlek.
Vinh Phuc juga merupakan rumah bagi pabrik milik Honda dan Toyota. Pada Rabu (12/1), media Pemerintah Vietnam mengindikasikan, Pemerintah Vietnam yang dikuasai Komunis bisa sepenuhnya mengisolasi Son Loi.
Baca Juga: Delapan lagi terjangkit virus corona, total kasus di Singapura jadi 58
Di hari yang sama, fotografer Reuters melihat pos-pos pemeriksaan dijaga polisi dan ditandai dengan tanda-tanda peringatan virus corona di luar Son Loi. Orang-orang masih diizinkan untuk masuk dan keluar dari desa berpopulasi 10.641 jiwa itu.
Petugas kesehatan yang mengenakan pakaian pelindung menyemprotkan desinfektan pada kendaraan di pos pemeriksaan. Pemerintah setempat mendirikan toko-toko dan menyediakan makanan juga masker untuk penduduk di sana.
"Semuanya masih di bawah kendali," kata pejabat yang menjadi sumber Reuters yang menolak diungkap identitasnya. "Kami berusaha sangat keras untuk menghentikan penyebaran virus ke daerah dan provinsi lain".
Baca Juga: Limbah medis virus corona menumpuk sulut kecemasan sumber infeksi sekunder
Vietnam mendeklarasikan darurat kesehatan masyarakat atas epidemi COVID-19 pada 1 Februari lalu, serta melarang semua penerbangan ke dan dari China, tempat lebih dari 1.300 orang tewas akibat virus itu.
Vietnam juga membuat rencana untuk mengarantina ratusan warga mereka yang kembali dari China, termasuk 950 orang di kamp militer di luar Hanoi, dan 900 lainnya di fasilitas sementara di perbatasan Vietnam-China.