Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
MUMBAI. Chief Executive Officer (CEO) Ford Alan Mulally menyatakan keprihatinannya bahwa depresiasi yen akan meningkatkan persaingan yang ketat di antara produsen mobil Jepang.
Padahal, menurutnya, "Hal yang paling penting adalah kebanyakan negara dunia percaya untuk membiarkan pasar yang menentukan nilai mata uang. Hal itu sangat penting bagi kita semua karena menyangkut sistem perdagangan internasional," ujar Mulally di Bangkok.
Sekadar mengingatkan, yen sudah melemah sebesar 15% versus dollar AS sejak pertengahan November 2012 lalu, setelah Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe berjanji untuk menekan pergerakan yen agar dapat menggairahkan kembali perekonomian Jepang.
Pelemahan yen tentunya mendongkrak laba perusahaan otomotif Jepang saat mereka menjual produksi mereka di pasar internasional. Kondisi itu memungkinkan para produsen mobil Jepang memangkas harga jual produk, meningkatkan iklan, dan memperbaiki kualitas produk. American Automotive Policy Council yang didukung oleh Ford, General Motors Co, dan Chrysler Group LLC mengestimasi bahwa pelemahan yen memberikan keuntungan sekitar US$ 5.700 per kendaraan.
Padahal, lanjut Mulally, di Eropa, sejumlah perusahaan otomotif mulai mengurangi produksi untuk memenuhi "permintaan yang sebenarnya" di tengah kontraksi ekonomi yang melanda kawasan tersebut. Langkah ini pula yang dijalankan Ford.
Ford meramal, pada Januari, Ford akan kehilangan sekitar US$ 2 miliar di Eropa pada tahun ini. Angka tersebut naik dari US$ 1,75 miliar di 2011 dan dari estimasi Ford sebelumnya sekitar US$ 1,5 miliar.