Sumber: Time,South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Ditutupnya kota Wuhan sejak kasus virus corona mewabah memiliki cerita tersendiri bagi sejumlah warga Wuhan. Seorang vlogger China bernama Chen Qiushi, menceritakan kisah pilu penduduk kota Wuhan sejak pemerintah China mengunci kota itu sejak tiga minggu lalu.
Melansir Time, Chen merupakan blogger video berusia 34 tahun yang cukup vokal dalam menceritakan kondisi Wuhan yang sebenarnya. Dia juga kerap menentang monopoli informasi yang dikontrol ketat oleh Partai Komunis yang kini tengah berkuasa di China.
Dalam kurun waktu dua pekan, Chen sudah membuat 100 video dari Wuhan. "Kenapa saya disini? Saya telah menyatakan bahwa itu adalah tugas saya untuk menjadi citizen-journalist. Jurnalis macam apa jika kamu tidak berani bergegas ke garis depan dalam bencana?" katanya seperti yang dikutip Time.
Baca Juga: Virus corona dapat menginfeksi 60% populasi dunia jika tidak bisa dikendalikan
Dalam sebuah postingan yang menarik perhatian banyak orang, dia menunjukkan bagaimana orang sakit dijejalkan ke koridor rumah sakit tanpa ada tindak lanjut. Video itu juga menunjukkan sulitnya perjuangan warga untuk mendapatkan perawatan.
Postingan dan vlog Chen, atau blog video, menarik perhatian polisi China. Dalam sebuah posting video yang menyedihkan di akhir minggu pertamanya di Wuhan, dia mengatakan polisi telah memanggilnya, ingin tahu di mana dia berada, dan menanyai orangtuanya.
Sejak pekan lalu, tak ada lagi postingan dari Chen. Akhirnya, sang ibu angkat bicara. Dia mengatakan Chen tidak bisa dijangkau dan memohon bantuan untuk menemukannya.
Baca Juga: Petugas karantina terinfeksi, kasus corona di Diamond Princess melonjak jadi 175
Malam itu, teman Chen yang merupakan seniman bela diri martial art terkenal Xia Xiaodong mengatakan dalam siaran langsung di YouTube bahwa Chen telah dikarantina secara paksa selama 14 hari. Padahal, Chen sehat dan tidak menunjukkan tanda-tanda terinfeksi.
Terkenal gara-gara TikTok
Lain lagi cerita tentang Daniel Ou Yang, 21 tahun. Warga wuhan yang bekerja di Australia ini menjadi terkenal gara-gara postingannya di TikTok.
Melansir South China Morning Post, untuk mengatasi rasa takut dan kebosanan, Ou Yang mencoba sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya: Dia mulai melakukan vlogging pada TikTok, versi internasional dari aplikasi video pendek Tiongkok Douyin, untuk mendokumentasikan pengalamannya "terperangkap" dan dikurung di kamarnya.
Baca Juga: Ini daftar terbaru negara dengan Covid-19, Singapura terbanyak setelah China
Selain itu, dia mengatakan ingin menggunakan media sosial untuk berbagi pengalamannya dan menceritakan “sisi ceritanya”.
"Merupakan hal penting bagi saya untuk memberitahukan semua orang di Australia apa yang terjadi di sini, karena banyak (di media sosial) menggunakan virus sebagai alasan untuk mendiskriminasi terhadap warga Asia," katanya.
Komentar pada postingan TikTok dan Facebook-nya telah memasukkan pernyataan seperti, “Jangan kembali ke Australia, tinggal saja di China. Kami tidak ingin penyakit orang-orang Anda” dan "Kalian pantas menerima ini karena kalian semua makan anjing, kucing, dan kelelawar.”
Baca Juga: Meski ekonomi AS baik-baik saja, Gubernur The Fed ingatkan risiko dari virus corona
Video Ou Yang di TikTok sangat populer, ditonton rata-rata sekitar 50.000 kali penayangan, dan ia telah mengumpulkan 17.200 pengikut, dan 155.000 yang menyukai videonya.
“Saya ingin mencampur humor dan membawa (kesembronoan) ke dalam apa yang terjadi sekarang,” katanya seperti yang dikutip South China Morning Post.
Kini, Ou Yang kerap mendapatkan undangan wawancara, termasuk ABC News Australia dan Straits Times Singapura.