Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Lonjakan tarif Amerika Serikat (AS) kian menekan sektor petrokimia global yang sudah menghadapi tantangan berat.
China, sebagai produsen terbesar dunia, kini mengalihkan ekspornya ke pasar Asia, sehingga meningkatkan tekanan kompetisi di kawasan.
Dalam konferensi Asia Pacific Petroleum Conference (APPEC) di Singapura, Selasa (9/9/2025), para eksekutif industri mengingatkan dampak besar dari kebijakan proteksionisme ini.
Baca Juga: Chevron Siapkan Investasi Kilang Minyak dan Petrokimia Jumbo di Korsel
Ganesh Gopalakrishnan, Head of Petrochemical Trading TotalEnergies mengatakan, jika tarif tetap diberlakukan, perdagangan petrokimia bisa merosot lagi 15%, setelah sebelumnya sudah anjlok 34% dalam lima tahun terakhir.
“Perdagangan petrokimia berisiko turun lagi 15% di atas penurunan 34% yang terjadi dalam lima tahun terakhir,” ujarnya kepada Reuters di sela konferensi.
Ia menambahkan, rumah dagang petrokimia yang tidak memiliki aset kini kesulitan bertahan.
Overkapasitas produksi global menjadi salah satu pemicu penurunan tajam perdagangan dalam beberapa tahun terakhir.
Sanjiv Vasudeva, Executive Vice President Haldia Petrochemicals menegaskan bahwa tarif juga memicu negara-negara semakin proteksionis.
“Sulit merencanakan investasi jangka pendek di tengah kelebihan kapasitas dan volatilitas pasar,” ujarnya.
Baca Juga: Pabrik Lotte Chemical di Banten Beroperasi, Kolaborasi dengan Mitra Diperkuat
Meski begitu, ia menyebut konsumsi India masih tumbuh stabil, menjadi salah satu titik terang langka bagi industri petrokimia.
Tekanan juga dirasakan Petronas Chemicals Group. Bahrin Asmawi, Chief Commercial Officer perusahaan tersebut, mengatakan produk China kini membanjiri pasar tradisional mereka di Asia.
“Pasar utama kami adalah Asia Selatan, Thailand, Indonesia, Malaysia, dan Vietnam. Semua pasar ini sekarang diserbu produk China karena mereka tidak bisa lagi memasok ke AS,” ungkapnya.
Untuk mengurangi dampak tekanan tersebut, Petronas Chemicals melakukan diversifikasi ke sektor specialty chemicals.
Baca Juga: Koreksi Harga Minyak Mentah jadi Momentum Emiten Petrokimia, Begini Prospeknya!
Perusahaan juga telah mengakuisisi dua perusahaan di Eropa guna memperoleh teknologi baru yang bisa dibawa ke Asia.