kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.327.000   -23.000   -0,98%
  • USD/IDR 16.635   -20,00   -0,12%
  • IDX 8.117   -154,57   -1,87%
  • KOMPAS100 1.129   -18,19   -1,59%
  • LQ45 825   -3,57   -0,43%
  • ISSI 283   -7,10   -2,45%
  • IDX30 433   -0,85   -0,20%
  • IDXHIDIV20 501   2,69   0,54%
  • IDX80 126   -1,00   -0,79%
  • IDXV30 137   0,20   0,15%
  • IDXQ30 139   0,50   0,36%

China Ambil Peran di KTT ASEAN, Dorong Multilateralisme dalam Perdagangan Regional


Senin, 27 Oktober 2025 / 22:22 WIB
China Ambil Peran di KTT ASEAN, Dorong Multilateralisme dalam Perdagangan Regional
ILUSTRASI. China menekan pentingnya perdagangan bebas dan penguatan hubungan ekonomi di kawasan Asia pada KTT regional di Malaysia, Senin (27/10),


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. China menekan pentingnya perdagangan bebas dan penguatan hubungan ekonomi di kawasan Asia pada KTT regional di Malaysia, Senin (27/10), yang dibayangi oleh meningkatnya ketegangan akibat tarif impor tinggi Amerika Serikat (AS).

Sehari setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan serangkaian kesepakatan dagang dan pertemuan maraton selama enam jam di sela-sela KTT ASEAN di Kuala Lumpur, Perdana Menteri China Li Qiang menyerukan agar negara-negara di kawasan menolak proteksionisme dan mempertahankan sistem perdagangan multilateral.

“Kita harus sepenuhnya menjaga perdamaian dan stabilitas yang telah diperjuangkan di Asia Timur,” kata Li Qiang dalam pertemuan ASEAN bersama Jepang, China, dan Korea Selatan.

“Negara-negara harus menjunjung tinggi perdagangan bebas dan sistem perdagangan multilateral, menentang segala bentuk proteksionisme, serta terus memperkuat integrasi ekonomi kawasan,” tambahnya.

Trump Tekankan Kesepakatan Dagang, Tapi Tanpa Penurunan Tarif

Dalam kunjungan lima harinya ke Asia, Trump menandatangani beberapa kerangka kerja perdagangan dengan empat negara serta mengawasi penandatanganan gencatan senjata antara Kamboja dan Thailand.

Baca Juga: Strategi Tarif Trump Picu Ketidakpastian Pasar, Pertemuan dengan Xi Jadi Penentu

Namun, kesepakatan dagang tersebut tidak menurunkan tarif impor, meski memberikan ruang untuk kemungkinan pengecualian khusus di masa depan.

Kanada Siap Bertemu Trump untuk Redakan Ketegangan Perdagangan

Perdana Menteri Kanada Mark Carney pada hari yang sama menyatakan bahwa pemerintahnya tengah berupaya mengamankan perjanjian dagang di kawasan Indo-Pasifik dan berencana bertemu Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT APEC di Korea Selatan minggu ini.

Carney juga menyatakan kesiapannya untuk bertemu Presiden Trump guna meredakan ketegangan dagang yang memanas setelah munculnya iklan politik di Ontario yang membuat hubungan kedua negara memburuk.

“Kami siap duduk bersama dengan Amerika Serikat — saya sendiri dengan presiden, rekan-rekan saya dengan rekan-rekan mereka — ketika AS siap berdialog,” ujar Carney dalam konferensi pers.

Ia menambahkan bahwa dirinya belum melihat rincian tambahan tarif 10% yang dikatakan Trump akan diberlakukan terhadap barang Kanada.

Namun, dalam perjalanan menuju Jepang, Trump menepis kemungkinan pertemuan tersebut.

“Saya tidak akan bertemu dengannya untuk sementara waktu,” kata Trump kepada wartawan di pesawat kepresidenan.

Baca Juga: Saham Penambang Tanah Jarang Anjlok, Tertekan Rencana Kesepakatan Dagang AS-China

Lula Sebut Pertemuan dengan Trump Hasilkan Sinyal Positif

Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva mengambil sikap lebih optimistis terkait ketegangan tarif dengan AS.

Ia menyatakan bahwa pertemuannya dengan Trump sehari sebelumnya telah “menjamin” prospek kesepakatan perdagangan yang lebih baik, menggantikan tarif tinggi 50% yang saat ini diberlakukan atas barang-barang Brasil.

“Saya katakan kepadanya bahwa penting bagi Amerika Serikat untuk mempertimbangkan pengalaman Brasil sebagai negara terbesar di Amerika Selatan,” ujar Lula dalam konferensi pers.

RCEP Gelar KTT Perdana Sejak 2020, Bahas Perluasan Anggota

Sementara itu, blok perdagangan yang dipimpin China — Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) — yang terdiri dari negara-negara ASEAN, Australia, Jepang, Selandia Baru, dan Korea Selatan, menggelar KTT pertamanya sejak 2020 di Kuala Lumpur.

RCEP menyerukan perluasan kerja sama perdagangan dan percepatan penambahan anggota baru, di tengah ketegangan tarif global yang meningkat.

Sebagai blok perdagangan terbesar di dunia, RCEP mencakup sekitar 30% dari Produk Domestik Bruto (PDB) global dan dipandang sejumlah analis sebagai penyeimbang potensial terhadap tarif AS.

Uni Eropa dan Jepang Soroti Ekspor Bahan Mentah China

Presiden Dewan Eropa Antonio Costa mengatakan bahwa Uni Eropa (UE) akan mempercepat penyelesaian perjanjian dagang dengan Malaysia, Thailand, dan Filipina.

Dalam pertemuannya dengan Li Qiang, Costa menyampaikan keprihatinan serius terhadap kebijakan ekspor bahan mentah strategis China, termasuk logam tanah jarang (rare earth).

Baca Juga: Harga Emas Merosot ke Bawah US$ 4.000 Dipicu Kemajuan Perundingan Dagang AS-China

“Kami sangat prihatin dengan hubungan perdagangan dengan China, terutama langkah-langkah terbaru yang mereka ambil,” kata Costa.

“Kami berharap dapat membahas hal ini dengan cara yang tepat,” terangnya.

Beijing saat ini menguasai lebih dari 90% pasokan logam tanah jarang dunia, yang sangat penting bagi industri teknologi tinggi seperti kendaraan listrik, semikonduktor, dan sistem pertahanan.

Kementerian Luar Negeri Jepang juga menyuarakan kekhawatiran serupa.

“China berusaha memanfaatkan isu tarif AS untuk tampil seolah-olah sebagai penjaga sistem perdagangan bebas, padahal mereka sendiri memberlakukan pembatasan ekspor logam tanah jarang yang memengaruhi rantai pasok global,” ujar juru bicara kementerian, Toshihiro Kitamura.

Selanjutnya: IHSG Diperkirakan Menguat, Ini Rekomendasi Saham MNC Sekuritas (28/10)

Menarik Dibaca: IHSG Diperkirakan Menguat, Ini Rekomendasi Saham MNC Sekuritas (28/10)




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×