kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

China bakal tindak keras barang tiruan di e-commerce


Rabu, 01 September 2021 / 13:57 WIB
China bakal tindak keras barang tiruan di e-commerce
ILUSTRASI. Logo Pinduoduo. REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - BEIJING. China kembali berencana memperketat pengawasan terhadap perusahaan e-commerce seperti Alibaba Group Holding Ltd dan Pinduoduo Inc. Kali ini, regulator akan meminta pertanggungjawaban atas pelanggaran kekayaan intelektual, mengutip Bloomberg, Rabu (1/9).

Platform e-niaga akan dibatasi dari operasi bisnis online atau bahkan lisensinya dicabut jika gagal menangani pelanggaran serius hak kekayaan intelektual oleh vendor di platform mereka.  Hal itu tertuang dalam rancangan revisi undang-undang e-niaga negara yang diposting oleh Administrasi Pengaturan Pasar.

Pengawas pasar sedang mencari pendapat tentang draf revisi hingga 14 Oktober mendatang. Perusahaan-perusahaan China telah lama berjuang dengan tuduhan bahwa mereka mengizinkan barang bajakan, tiruan, hingga  palsu untuk diperdagangkan melalui situs web mereka. 

Bahkan pada 2019, pemerintah AS menambahkan Pinduoduo ke daftar Notorious Markets untuk menampung barang bajakan. Sebelumnya, dalam daftar itu telah bergabung Taobao Alibaba dan perusahaan China lainnya.

“Para pedagang menemukan bahwa sistem pencopotan Pinduoduo terkadang tidak responsif dan lambat untuk menghapus barang yang teridentifikasi barang palsu,” kata kantor Perwakilan Dagang AS dalam laporannya.

Baca Juga: Diminta Regulator, Kakao Pay Memangkas Target Perolehan Dana IPO 6,25%

Saham Alibaba turun 2,3% di perdagangan Hong Kong pada hari Rabu. Sedangkan saham Pinduoduo naik lebih dari 5% di New York.

“JD.com, Vipshop, dan Pinduoduo mungkin menghadapi kenaikan biaya yang lebih tinggi daripada Alibaba karena ketiga perusahaan memperbesar barang dagangan mereka untuk bersaing dengan raksasa internet untuk dompet pembeli di Cina daratan,” ujar analis Catherine Lim and Tiffany Tam.

Keempat perusahaan itu berusaha mengeluarkan biaya yang lebih tinggi untuk memverifikasi keaslian produk yang dijual dalam platform. Terutama barang impor dan menghindari hukuman yang lebih berat untuk pelanggaran hak kekayaan intelektual, seperti penangguhan izin bisnis online, seperti yang diusulkan oleh Beijing pada 31 Agustus.

Pinduoduo juga tengah menghadapi masalah kekayaan intelektual di Cina. Dokumen pengadilan Shanghai menunjukkan ratusan tuntutan hukum terhadap perusahaan atas pelanggaran hak cipta atau pendaftaran merek dagang.

Salah satu pendiri Alibaba, Jack Ma, pernah mengatakan sulit untuk membasmi barang palsu di platform perusahaan karena kualitasnya sangat tinggi.

“Masalahnya produk palsu hari ini, mereka membuat kualitas yang lebih baik, harga yang lebih baik daripada produk asli, nama asli,” katanya saat itu.

Selanjutnya: IPO di pasar Asia mulai dilirik asing usai penawaran perusahaan China melambat



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×