kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

China: Beberapa orang di AS menganut mentalitas Perang Dingin


Senin, 07 Desember 2020 / 14:50 WIB
China: Beberapa orang di AS menganut mentalitas Perang Dingin
ILUSTRASI. Menteri Luar Negeri Wang Yi berbicara kepada wartawan melalui tautan video pada konferensi pers di sela-sela Kongres Rakyat Nasional (NPC), dari Aula Besar Rakyat di Beijing, China, 24 Mei 2020.


Sumber: Global Times | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Menteri Luar Negeri Wang Yi mengatakan, China dan Amerika Serikat (AS) harus menggelar dialog di semua tingkatan, karena semua masalah dapat dibawa ke meja untuk dibahas, baik strategis, komprehensif dan jangka panjang, maupun spesifik

Menurut Wang, pintu dialog China terbuka kapan saja, dan kedua negara bisa bekerja sama untuk merumuskan tiga daftar tentang dialog, komunikasi, dan manajemen sengketa, yang akan memberikan peta jalan yang jelas untuk memelihara dan mengembangkan hubungan bilateral.

Mengutip Global Times, dalam konferensi Dewan Bisnis AS-China, Senin (7/12), Wang mengungkapkan, alasan mendasar mengapa hubungan China-AS menghadapi situasi paling parah sejak pembentukan resmi hubungan diplomatik.

"Beberapa orang di AS menganut mentalitas Perang Dingin yang sudah ketinggalan zaman dan bias ideologis, dengan melihat perkembangan China dan hubungan China-AS dari perspektif zero-sum game saat menganggap China sebagai lawan atau bahkan musuh," ungkapnya. 

Baca Juga: Ramaikan Laut China Selatan, Inggris segera kirim kapal induk ke Jepang

Lima cara untuk memperbaiki hubungan China-AS

Wang menekankan, tujuan fundamental pembangunan China adalah untuk memberikan kehidupan yang lebih baik kepada rakyat, yang bisa dicapai lewat kerjasama dengan orang lain.

"Dengan tujuan itu, kami berharap dan percaya bahwa kebijakan AS terkait China cepat atau lambat akan kembali ke objektivitas dan rasionalitas," kata dia.

Menurut Wang, ada lima cara untuk memperbaiki hubungan China-AS: mengoreksi pengakuan strategis hubungan bilateral, meningkatkan dialog dan komunikasi, memperluas kerjasama saling menguntungkan, mengelola divergensi sambil menghindari konfrontasi ideologis, serta meningkatkan opini publik.

Hanya, tugas paling mendesak saat ini adalah memerangi pandemi Covid-19. "China bersedia untuk terus memberikan bantuan kepada AS dengan berbagi pengalaman anti-epidemi dan menyediakan pasokan medis, serta mengerjakan vaksin dan pengembangan medis," ujarnya.

Baca Juga: AS: China ancaman terbesar bagi demokrasi di seluruh dunia sejak Perang Dunia II

Wang menambahkan, perdagangan dan kerjasama bisnis masih berfungsi sebagai "pendorong fundamental" untuk hubungan bilateral, di mana bisnis AS harus berperan aktif dalam menstabilkan relasi yang sehat.

Selain itu, China dan AS harus saling mendukung dan mendorong badan legislatif, lokalitas, komunitas bisnis, lembaga think tank, akademi, media, dan pemuda.

"Ini untuk memperkuat pertukaran persahabatan, memperdalam saling pengertian, dan meletakkan dasar yang kuat dari opini publik untuk hubungan bilateral," imbuh Wang yang menegaskan, juga harus menghilangkan penyebaran kebohongan dan informasi palsu.

Selanjutnya: Jenderal AS: Kita butuh revolusi teknologi untuk bisa kalahkan China



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×