Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - BEIJING. China akan berusaha membeli produk pertanian Amerika Serikat (AS) senilai US$ 50 miliar per tahun, dengan syarat: AS menghapuskan tarif tambahan atas produk-produk Tiongkok.
Bloomberg melaporkan mengutip sumber yang mengetahui masalah ini, Selasa (15/10), China akan melakukan pembelian hanya jika Presiden AS Donald Trump membatalkan pungutan sejak perang dagang bergulir.
Pada Jumat (11/10) pekan lalu, Trump mengatakan, China sudah setuju untuk membeli produk pertanian AS senilai US$ 40 miliar hingga US$ 50 miliar per tahun dalam fase pertama perjanjian untuk mengakhiri perang dagang.
Baca Juga: Cina membeli 700.000 ton daging babi dan sorgum dari AS tahun ini
Sejauh ini, perusahaan China telah membeli beberapa produk pertanian AS, termasuk 700.000 ton daging babi dan 700.000 ton sorgum. “China juga telah membeli 320.000 ton kapas, 230.000 ton gandum, dan 20 juta ton kedelai dari AS,” kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang, Selasa (15/10), seperti dikutip Reuters.
Tapi, sebelum perang dagang pecah, China hanya menghabiskan US$ 24 miliar pada 2017 untuk memborong produk pertanian A.S.
Menurut data Bea Cukai China, negaranya sudah mendatangkan 500.000 ton sorgum dalam delapan bulan pertama tahun ini, dan hampir semuanya dari AS. Adapun impor daging babi selama sembilan bulan pertama 2019 adalah 1,33 juta ton, naik 43,6% dari periode yang sama 2018.
Mengacu data Departemen Pertanian AS, para importir China melakukan pembelian besar-besaran daging babi pada minggu lalu, menjelang pembicaraan perdagangan. Termasuk, 18.810 ton untuk pengiriman tahun ini dan 123.362 ton untuk pengiriman tahun depan.
Baca Juga: September, impor daging babi China kembali melonjak
Kementerian Pertanian AS juga mengkonfirmasi penjualan 1,18 juta ton kedelai ke China dalam pekan yang berakhir 3 Oktober lalu.
Hanya analis mengingatkan, pembelian oleh perusahaan-perusahaan Cina mungkin tidak semuanya dikirim. "Kemungkinan beberapa pemesanan dibatalkan kemudian," kata Jim Huang, Kepala Eksekutif China-America Commodity Data Analytics, sebuah konsultan pertanian independen.