Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Noverius Laoli
Tidak kalah jumbo, Korea Selatan (Korsel) pun mengumumkan telah menyiapkan anggaran untuk paket stimulus kebijakan senilai 11,7 triliun won (US$ 9,8 miliar) atau sekitar Rp 139,85 triiun. Menteri Keuangan Korsel Hong Nam-ki dalam artikel Reuters, Kamis (4/3) lalu menurutkan anggaran tersebut akan banyak disalurkan ke sektor kesehatan, perawatan anak dan UMKM lokal.
"Kondisi ekonomi saat ini berada dalam keadaan darurat, kami menempatkan semua fokus kebijakan kami untuk meminimalisir dampak ekonomi, terutama sektor-sektor rentan mulai dari usaha kecil dan menengah hingga wiraswasta," kata Hong dalam keterangan resminya.
Baca Juga: Pendapatan Garuda Indonesia (GIAA) babak beluar akibat virus corona
Wajar kalau Korsel tidak main-main dalam mendorong perekonomiannya di tengah kondisi saat ini. Pasalnya, sejumlah ekonom memperkirakan pertumbuhan Korsel bakal lebih pelan dari tahun lalu dengan tingkat penurunan ekonomi sebesar 2% tahun ini. Bila terjadi, maka pertumbuhan ekonomi tersebut bakal menjadi yang terburuk bagi Korsel setelah krisis finansial global.
Dari anggaran 11,7 triliun won yang diusulkan, nantinya sebanyak 3,2 triliun won akan dipakai untuk menutupi defisit pendapat, sementara 8,5 triliun sisanya dipakai untuk memberikan suntikan fiskal tambahan.
Sementara itu, negara dengan tingkat kasus corona terbesar di Eropa yakni Italia juga siapkan anggaran sebesar 3,6 miliar euro atau setara US$ 4,06 miliar untuk menghadapi virus corona. Angka tersebut menurut Menteri Perekonomian Italia Roberto Gualtieri setara 0,2% PDB Italia.
Baca Juga: Arab Saudi pangkas harga minyak, seperti apa dampaknya pada pergerakan IHSG?
"Sekarang dan hingga pekan depan, kita akan memberlakukan kebijakan baru agar bisa mendorong ekonomi dan sektor yang terdampak corona di Italia," ujarnya.
Sama seperti negara lainnya, kebijakan tersebut tentunya diharapkan akan bisa meringankan pajak bagi pebisnis. Walau belum ditentukan, pemerintah Italia menyatakan pihaknya berniat untuk mendongkrak bisnis dan masyarakat di 11 kota di wilayah Italia Utara yang telah dikarantina akibat virus corona.