Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Kementerian Luar Negeri China pada Kamis (14/10) memperingatkan terhadap apa yang mereka sebut kemungkinan "manipulasi politik" dari penyelidikan baru oleh WHO tentang asal-usul virus corona.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (13/10) merilis daftar ahli calon anggota tim penasihat untuk menyarankan langkah selanjutnya dalam pencarian asal-usul virus corona, setelah upaya sebelumnya gagal.
China dituduh menyembunyikan data mentah tentang kasus-kasus awal virus corona selama kunjungan tim WHO pada Februari lalu, dan sejak itu menolak seruan untuk penyelidikan lebih lanjut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian mengatakan, China akan "terus mendukung dan berpartisipasi dalam penelusuran ilmiah global tapi dengan tegas menentang segala bentuk manipulasi politik".
Baca Juga: WHO umumkan calon anggota penasihat asal-usul virus, termasuk kepala unit di Eijkman
"Kami berharap, semua pihak terkait, termasuk sekretariat WHO dan kelompok penasihat, akan secara efektif menjunjung tinggi sikap ilmiah yang objektif dan bertanggungjawab," kata Zhao, seperti dikutip Channel News Asia.
Para ahli yang menjadi calon anggota tim penasihat WHO, beberapa di antaranya termasuk yang berada di tim yang pergi ke Kota Wuhan, China, untuk menyelidiki asal-usul COVID-19 pada Februari lalu.
Para ahli dari tim WHO yang pergi ke Wuhan merilis laporan yang menyimpulkan, "sangat tidak mungkin" virus corona bocor dari laboratorium di Wuhan, memicu kritik dari para ilmuwan lain bahwa teori itu belum diperiksa dengan benar.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kemudian mengakui, terlalu dini untuk mengabaikan teori kebocoran laboratorium.
Beijing telah berulang kali mempertanyakan, apakah virus corona memang berasal dari China, dan menyerukan penyelidikan ke laboratorium militer AS tanpa memberikan bukti kuat.