Sumber: Bloomberg | Editor: Sanny Cicilia
BEIJING. China kemungkinan besar melewati Amerika Serikat (AS) sebagai pengimpor minyak mentah terbesar.
Administrasi Jenderal Bea Cukai di Beijing melaporkan, China mengimpor 7,19 juta barel minyak per hari di bulan Desember. Bandingkan dengan impor 7,53 juta barel per hari di AS untuk bulan yang sama.
Total sepanjang tahun 2014, China mengimpor minyak 6,2 juta barel per hari, berbanding 7,4 juta barel perhari di AS.
China meningkatkan impor, seiring dengan strategi menumpuk cadangan minyak mentah di tengah harga murah. Pemerintah juga menjaga ekspansi produsen minyak dalam negeri.
Salah satu perusahaan pengolah minyak terbesar China Petrochemical Corp mengatakan, China saat ini memiliki cadangan minyak setara 30 hari impor, dan pemerintah ingin menaikkan menjadi 100 hari pada tahun 2020 mendatang. Saat ini, impor memenuhi 60% kebutuhan minyak di China.
Lain cerita di AS. Ledakan produksi shale oil menjadikan produksi minyak di AS menyentuh rekor 9,14 juta per hari November lalu, tertinggi sejak tahun 1983.
Aktivitas impor minyak AS kini hanya untuk memenuhi 43% kebutuhan refinery, terendah sejak tahun 1992. Sebaliknya, berdasarkan data EIA dan biro statistik, ekspor minyak AS menyentuh rekor 502.000 barel per hari pada November lalu.
"China kemungkinan melewati posisi AS dalam beberapa tahun mendatang, menghitung potensi pertumbuhan produksi minyak domestik berbanding pertumbuhan permintaan," kata Gao Jian, Analis di SCI International pada Bloomberg.
China National Petroleum Corp mengatakan, kapasitas pengolahan minyak China akan naik menjadi 14 juta barel per hari di tahun 2015. Sedangkan ICIS-CI Energy, perisat komoditas asal Shanghai memperkirakan, Tiongkok akan menumpuk cadangan 7 juta metrik ton minyak mentah untuk menyeimbangkan kenaikan permintaan 5%.