Reporter: Rika Theo, BBC |
HONG KONG. Laba perusahaan-perusahaan industri di China bulan Juli lalu merosot. Sudah empat bulan berturut-turut, industri China harus merasakan dampak penurunan ekonomi dunia.
Laba industri di Juli menurun 5,4% dibandingkan setahun sebelumnya. Di bulan sebelumnya, laba industri hanya turun 1,7%.
Sektor industri merupakan motor penggerak pertumbuhan ekonomi China. Data penurunan laba industri yang makin parah ini bisa jadi akan memicu stimulus baru ekonomi China.
“Kami mengharapkan dorongan baru dan kuat untuk membalikkan kondisi operasional perusahaan baik dari dalam maupun luar negeri,” kata Dariusz Kowalczyk, Ekonom Senior Credit Agricole CIB di Hong Kong.
Ekonomi China tampak semakin limbung. Kuartal kedua lalu, China tumbuh 7,6%, yang terlambat dalam tiga tahun.
Dari sini terbit kekhawatiran bahwa pertumbuhan ke depan juga bakal makin kecil di jangka pendek. Sebab masalah ekonomi di pasar ekspor utama China, Eropa dan Amerika Serikat, sudah memangkas permintaan atas barang-barang China.
Perdana Menteri Wen Jiabao sudah mencermati kondisi ini. “Kuartal ketiga tahun ini akan menjadi periode kritis bagi China untuk mewujudkan target ekspor tahun ini. Kita hari mengambil langkah untuk menstablikan pertumbuhan,” ujarnya seperti dikutip dari kantor berita Xinhua.