/2016/09/16/781421623.jpg "China Luncurkan Shenzhou-22 Tanpa Awak untuk Pulihkan Operasi Stasiun Tiangong")
Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - BEIJING. China akan meluncurkan wahana antariksa Shenzhou-22 tanpa awak pada 25 November, menurut laporan CCTV pada Senin.
Peluncuran ini bertujuan mengembalikan operasi normal stasiun luar angkasa Tiangong dan program penerbangan angkasa berawak negara itu setelah sebuah wahana sebelumnya mengalami kerusakan pada awal November.
Shenzhou-22 akan dikirim ke Tiangong untuk menggantikan Shenzhou-21, yang terpaksa kembali ke Bumi enam bulan lebih cepat dari jadwal setelah salah satu wahana yang merapat di stasiun tersebut mengalami kerusakan.
Tiangong Tanpa Wahana Layak Terbang Selama 10 Hari
Kepulangan Shenzhou-21 secara prematur membuat Tiangong dan tiga astronot China yang bertugas di dalamnya berada tanpa wahana cadangan yang layak terbang selama 10 hari terakhir, situasi yang belum pernah terjadi sejak stasiun tersebut beroperasi penuh pada akhir 2022.
Baca Juga: Korea Utara dan Korea Selatan dalam Situasi yang Sangat Berbahaya
Dengan Shenzhou-22 yang segera menyusul, perhatian kini tertuju pada bagaimana otoritas antariksa China menangani Shenzhou-20 yang rusak. Sejumlah pakar memperkirakan wahana tersebut dapat dilepaskan dari Tiangong dan dideorbitkan untuk terbakar di atmosfer di atas Samudra Pasifik.
Peluncuran dari Jiuquan, Misi Tanpa Awak Demi Kapasitas Ideal
Seperti misi Shenzhou sebelumnya, Shenzhou-22 akan diluncurkan dari Jiuquan Satellite Launch Center di China barat laut, menurut kantor berita Xinhua.
Perbedaan utama misi kali ini adalah peluncurannya tanpa awak, langkah yang dianggap perlu agar Tiangong tidak melebihi kapasitas ideal tiga awak jangka panjang.
Dengan demikian, misi berawak China berikutnya yang dijadwalkan sekitar April tahun depan kemungkinan besar adalah Shenzhou-23.
Pada awal November, kerusakan pada Shenzhou-20 menyebabkan para awaknya tinggal sembilan hari lebih lama di stasiun luar angkasa bersama kru Shenzhou-21 yang baru tiba. Kondisi ini membuat Tiangong beroperasi pada kapasitas maksimum enam orang, lebih lama dari biasanya.
