Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - BEIJING. China telah meminta pembicaraan dengan India untuk menghilangkan kekhawatiran tentang pakta perdagangan bebas regional. Hal ini dilakukan di tengah upaya China mencari pasar baru pada saat melakukan perang dagang dengan Amerika Serikat.
Bloomberg.com melaporkan, sejumlah sumber menyebut kesepakatan ekonomi antara enam belas anggota Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) telah berlangsung, dan China ingin merealisasikanya pada akhir 2019.
Di sisi lain India tengah meningkatkan kewaspadaan terkait kemungkinan membanjirnya barang-barang buatan China, dan permintaan akan peraturan imigrasi yang lebih longgar bagi para profesional teknologinya tetap menjadi poin penting dalam pembicaraan.
Ketidakmampuan Cina untuk mencapai kesepakatan perdagangan di kawasan Asia Pasifik membuat negara tersebut disorot atas upaya Beijing dalamĀ meningkatkan pengaruhnya di wilayah tersebut. RCEP, bersama dengan Belt and Road Initiative untuk mendorong investasi dan hubungan perdagangan dengan negara-negara di sepanjang Jalur Sutra ke Eropa, adalah elemen kunci dalam upaya China untuk mengambil keuntungan geopolitik mengikuti apa yang dilihat banyak orang di kawasan itu.
Rencana pertemuan antara kedua negera kemungkinan akan berlangsung sebelum akhir bulan ini, dan New Delhi telah menyusun daftar masalah yang bisa terjadi pada hubungan dengan negara yang memiliki kekuatan ekonomi terbesar di Asia tersebut.
Termasuk memberikan akses bebas bea masuk ke lebih sedikit barang Tiongkok dibandingkan dengan yang ditawarkan kepada anggota RCEP lainnya. Mereka juga akan mengupayakan periode yang lebih lama untuk menghapus pungutan terhadap barang-barang Tiongkok dibandingkan dengan yang ditawarkan kepada negara lain yakni selama 20 tahun.
Impor India dari China telah meningkat dalam beberapa waktu ke belakang dengan defisit mencapai US$ 55,6 miliar pada tahun 2017 dibandingkan dengan US$ 48,19 miliar pada tahun 2015. Terlepas dari China, India berencana untuk menjangkau para pemain kunci seperti Singapura dan Australia untuk mencari konsensus tentang masalah ini.