Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - BEIJING. China mendesak para siswa yang berencana pergi ke luar negeri untuk belajar khususnya ke Australia berpikir dengan hati-hati. Hal tersebut karena serentetan insiden rasial yang menargetkan orang Asia setelah pandemi COVID-19.
Peringatan Kementerian Pendidikan itu dikeluarkan beberapa hari setelah Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata China menyarankan warga agar tidak bepergian ke Australia karena diskriminasi rasial dan kekerasan yang berasal dari wabah coronavirus, yang pertama kali muncul di China pada akhir 2019.
Baca Juga: Asosiasi Pariwisata: Pemerintah Inggris akan membuka koridor perjalanan mulai 29 Juni
Dalam pernyataannya, kementerian pendidikan mengingatkan "siswa luar negeri untuk melakukan penilaian risiko yang baik dan berhati-hati dalam memilih pergi ke Australia atau kembali ke Australia untuk belajar."
Surat kabar Sydney Morning Herald melaporkan pada hari Minggu sebuah survei yang dilakukan oleh lembaga think tank Per Capita telah mendokumentasikan 386 insiden rasis mulai dari pelecehan hingga intimidasi fisik dan meludah sejak 2 April.
Baca Juga: Vietnam berencana membuka kembali jalur penerbangan dari dan ke negara bebas Covid-19
Hubungan antara Australia dan China menjadi tegang setelah pandemi karena Australia telah mengajukan penyelidikan internasional tentang bagaimana wabah COVID-19 di Cina menjadi pandemi global.
China sejak itu telah mengenakan tarif impor barley Australia dan memblokir impor daging sapi dari beberapa sumber Australia, meskipun Beijing membantah tindakannya terkait dengan perselisihan COVID-19. Australia juga telah berbicara tentang usulan undang-undang keamanan nasional China untuk Hong Kong, yang menurut para kritikus merusak kebebasan di bekas jajahan Inggris.