Sumber: CNN | Editor: Dikky Setiawan
SHANGHAI. Setelah bertahun-tahun dilarang masuk ke China, Facebook, Twitter dan beberapa perusahaan media sosial akhirnya diberi lampu hijau oleh pemerintah negeri Tiongkok untuk beroperasi di sana.
Menurut South China Morning Post, pemerintah China telah memutuskan untuk mencabut larangan situs asing yang dianggap sensitif secara politis untuk diakses oleh warga.
Namun, pemerintah China hanya mengizinkan warga mengakses situs jejaring sosial itu di wilayah tertentu, yakni di Shanghai.
Izin itu diberikan setelah Pemerintah China akan mengembangkan Zona Perdagangan Bebas (Free Trade Zone/FTZ) di wilayah Shanghai.
Status FTZ diluncurkan oleh Pemerintah China pada hari Minggu kemarin (22/9). Status itu diberikan sebagai ajang uji coba China dalam reformasi sektor keuangan dan jasa.
Dengan pemberian status FTZ itu, warga yang berada di wilayah seluas 17 mil persegi bisa kembali mengakses Facebook ( FB ), Twitter, situs The New York Times (NYT) dan situs sosial media lainnya.
Saat ini , Facebook dan Twitter adalah situs yang diblokir oleh Pemerintah China, di mana istilah itu disebut Great Firewall of China. Upaya untuk mengakses Facebook selalu diakhiri dengan pesan “Network Timeout.”
Perkembangan terakhir ini memungkinkan Facebook dan Twitter memperluas jaringan mereka di pasar internet yang paling padat penduduknya dan paling cepat berkembang di dunia.
Kedua perusahaan situs sosial itu pun berharap bisa masuk ke pasar media sosial terbesar di dunia dengan 513 juta pengguna internet, lebih dari dua kali lipat pasar di Amerika Serikat.
Jumlah pengguna justru bertambah
Berita tentang pencabutan larangan itu membuat beberapa pemain utama di bisnis sosial media terkejut. Juru bicara Facebook mengatakan, perusahaan baru mendapatkan kabar itu dari media.
Manajemen New York Times (NYT) mengaku telah mengetahui kabar tersebut dari media. “Kami mendengar hal yang sama dengan Anda,” kata manajemen NYT, Rabu (25/9). Sementara itu, manajemen Twitter tidak menanggapi kabar tersebut.
Pencabutan larangan itu menjadi penanda bahwa masyarakat di daratan China akan memiliki akses ke jaringan Facebook dan Twitter tanpa mengalami gangguan .
Facebook diblokir setelah kelompok minoritas Uighur menggunakan situs media sosial untuk melawan kebijakan pemerintah China pada tahun 2009.
Namun, menurut data perusahaan riset Web Index Global, beberapa warga China berhasil mendapatkan akses situs media meskipun Pemerintah China melakukan sensor jaringannya.
Di sepanjang tahun 2009 hingga 2012, jumlah warga China yang diam-diam menggunakan Facebook telah menumbuhkan pengguna situs tersebut dari 8 juta menjadi 63 juta.
Sementara itu, dalam kurun waktu tersebut , jumlah pengguna Twitter China juga membengkak dari 12 juta menjadi 35 juta pengguna.