Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID. Nilai tukar mata uang Asia bergerak stabil dan bursa saham regional diperdagangkan bervariasi pada Senin (18/8/2025), seiring investor menantikan pertemuan antara Amerika Serikat (AS) dan Ukraina, serta Simposium Jackson Hole The Federal Reserve yang digelar pekan ini.
Ringgit Malaysia dan peso Filipina masing-masing melemah 0,3% dan 0,2%, sementara mata uang Asia lainnya relatif tenang.
Indeks dolar AS pun bergerak stabil setelah pekan lalu sempat melemah, karena pelaku pasar mulai mengurangi spekulasi pemangkasan agresif suku bunga The Fed bulan depan.
Baca Juga: Dolar Perkasa Hadapi Eropa Senin (18/8), Menanti Arahan Powell di Jackson Hole
Simposium Jackson Hole yang digelar oleh The Fed Kansas City pada 21–23 Agustus menjadi sorotan utama pekan ini.
Ketua The Fed Jerome Powell dijadwalkan menyampaikan pandangan ekonomi serta arah kebijakan bank sentral AS.
Pasar saat ini memperkirakan peluang 84,2% untuk penurunan suku bunga seperempat poin pada September, dengan ekspektasi pelonggaran tambahan hingga akhir tahun.
Namun, analis ANZ menilai Powell tidak akan seblak-blakan seperti tahun lalu saat memberi sinyal pemangkasan bunga yang cepat.
“Dasar perkiraan kami tetap bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan September,” tulis ANZ dalam catatan risetnya.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Menunggu Pertemuan Zelenskiy–Trump Senin (18/8), Brent ke US$65,87
Selain kebijakan moneter, perhatian pasar pada hari ini juga tertuju pada pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy.
Washington mendorong Kyiv segera mencapai kesepakatan damai untuk mengakhiri perang.
Bursa saham Asia Tenggara bergerak campuran menjelang pertemuan tersebut. Indeks saham Singapura dan Thailand terkoreksi 0,9% dan 0,7%.
Sementara itu, saham Korea Selatan turun 1,5% dipicu aksi jual pada emiten semikonduktor, setelah muncul kabar Trump akan memberlakukan tarif impor chip dalam beberapa pekan mendatang.
Di sisi lain, indeks saham India melonjak lebih dari 1% setelah pemerintah mengajukan reformasi besar dalam pajak barang dan jasa (GST), yang turut mengangkat indeks MSCI emerging markets ke level tertinggi sejak November 2021. Secara tahunan, indeks tersebut sudah naik 19%.
Baca Juga: Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 16.198 Per Dolar AS pada Hari Ini (18/8)
Saham China juga menguat 1,3% ke level tertinggi sejak 2015, sementara indeks Taiwan naik 0,6% mencetak rekor baru, didorong saham Foxconn, perakit utama iPhone Apple yang menanjak hingga 1,5%.
Pasar keuangan Indonesia tutup karena libur nasional. Investor kini menunggu keputusan kebijakan Bank Indonesia (BI) yang akan diumumkan pekan ini.
Pada Jumat lalu, Presiden Prabowo Subianto mengumumkan RAPBN 2026 senilai US$234 miliar, dengan proyeksi defisit 2,48% terhadap PDB dan target menyeimbangkan anggaran dalam tiga tahun.
“Prospek ekonomi domestik yang melemah serta inflasi rendah masih membayangi outlook Indonesia, sehingga membuka ruang bagi BI untuk kembali memangkas suku bunga,” tulis analis Maybank dalam risetnya.