Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. China telah merilis daftar peraturan tanah jarang yang bertujuan untuk melindungi pasokan dalam negeri dan keamanan nasional.
Mengutip Reuters, China menetapkan aturan-aturan mengenai penambangan, peleburan dan perdagangan bahan-bahan penting yang digunakan untuk membuat produk-produk dari magnet pada kendaraan listrik hingga barang elektronik.
Peraturan tersebut, yang dikeluarkan oleh Dewan Negara atau kabinet pada hari Sabtu (29/6/2024), mengatakan bahwa sumber daya tanah jarang adalah milik negara, dan bahwa pemerintah akan mengawasi pengembangan industri terkait tanah jarang.
Informasi saja, tanah jarang adalah sekelompok 17 mineral yang dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi produsen dominan di dunia, menyumbang hampir 90% dari hasil pemurnian global.
Peraturan baru China, yang akan mulai berlaku pada 1 Oktober 2024, mengatakan bahwa Dewan Negara akan membentuk sistem informasi penelusuran produk tanah jarang.
Perusahaan-perusahaan di bidang pertambangan, peleburan dan pemisahan tanah jarang, serta ekspor produk tanah jarang, harus membuat sistem pencatatan aliran produk, harus "secara jujur" mencatat aliran tersebut, dan harus memasukkannya ke dalam sistem ketertelusuran, kata Dewan Negara.
Baca Juga: Xi Jinping Ambil Langkah Penyelamatan Ekonomi China
China sudah tahun lalu memperkenalkan pembatasan ekspor elemen germanium dan galium, yang digunakan secara luas di sektor pembuatan chip, dengan alasan untuk melindungi keamanan dan kepentingan nasional.
Selain memberlakukan larangan teknologi untuk mengekstraksi dan memisahkan tanah jarang, China juga melarang ekspor teknologi untuk membuat magnet tanah jarang.
Aturan-aturan tersebut memicu kekhawatiran bahwa pembatasan pasokan tanah jarang dapat membantu meningkatkan ketegangan dengan Barat, terutama Amerika Serikat, yang menuduh China menggunakan paksaan ekonomi untuk mempengaruhi negara lain. Beijing membantah klaim tersebut.
Peraturan tanah jarang China juga muncul ketika Uni Eropa bersiap-siap untuk memberlakukan tarif sementara pada kendaraan listrik China pada 4 Juli untuk melindungi 27 negara anggotanya dari banjir kendaraan listrik yang diproduksi dengan subsidi negara yang tidak adil.
Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Ketegangan China - AS Berdampak Besar ke Pasar Dunia