kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

China minta WTO untuk menyetujui sanksi balasan ke AS senilai US$ 2,4 miliar


Selasa, 22 Oktober 2019 / 08:41 WIB
China minta WTO untuk menyetujui sanksi balasan ke AS senilai US$ 2,4 miliar
ILUSTRASI. U.S. President Donald Trump shakes hands with Chinas President Xi Jinping before starting their bilateral meeting during the G20 leaders summit in Osaka, Japan, June 29, 2019. REUTERS/Kevin Lamarque


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Namun dia mengatakan, dirinya tetap yakin akan relevansi WTO. Dia mengatakan fakta bahwa anggota terus mengajukan kasus dengan WTO menunjukkan keyakinan mereka bahwa kebuntuan pahit atas proses penyelesaian sengketa WTO akhirnya bisa diselesaikan.

"WTO ... tidak bisa mencegah perang dagang, tetapi itu bisa menjadi bagian dari solusi," katanya. "Mungkin ada masa-masa sulit di depan, tetapi pada akhirnya sistem perdagangan akan bertahan dan ditingkatkan."

Pada 2012, China mengadu ke untuk menantang tarif anti-subsidi AS, yang dikenal sebagai bea balik atas ekspor China yang Beijing nilai mencapai US$ 7,3 miliar pada waktu itu.

Baca Juga: China akan menggenjot investasi ke proyek dengan aset tetap

Bea itu diberlakukan sebagai hasil dari 17 penyelidikan yang dilakukan oleh Departemen Perdagangan AS antara tahun 2007 dan 2012.

Pejabat Perwakilan Dagang AS (USTR) Robert Lighthizer mengatakan keputusan WTO mengakui bahwa Amerika Serikat telah membuktikan China menggunakan perusahaan milik negara untuk memberika subsidi dan mendistorsi perekonomiannya.

Putusan itu juga mengatakan Amerika Serikat harus menerima harga yang ditetapkan China untuk mengukur subsidi, meskipun USTR memandang harga-harga itu "terdistorsi".

Baca Juga: Masih Cemas Perang Dagang dan Brexit, Harga Emas Hari Ini Naik Ke US$ 1.494,20

Amerika Serikat dan Cina telah memberlakukan serangkaian tarif tit-for-tat selama 15 bulan terakhir yang telah mengguncang pasar keuangan dan mengakibatkan hambatan besar pada pertumbuhan ekonomi global.

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Senin bahwa perjanjian perdagangan AS-China masih berjalan baik. Pada hari Jumat, dia mengatakan, kesepakatan perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia akan ditandatangani pada saat pertemuan Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik yang berlangsung di Chili pada 16 dan 17 November mendatang.




TERBARU

[X]
×