Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Jalinan diplomatik dari Beijing tiba di Washington pada Jumat malam, dengan suntingan sistematis atas rancangan perjanjian perdagangan setebal hampir 150 halaman menghancurkan negosiasi berbulan-bulan antara kedua negara, menurut tiga sumber pemerintahan AS dan tiga sumber swasta.
Sumber Reuters menyebutkan, dokumen itu penuh dengan upaya China untuk membalikkan tuntutan inti AS.
Dari tujuh bab rancangan perjanjian dagang, China telah menghapus komitmennya untuk mengubah UU untuk menyelesaikan keluhan inti yang menyebabkan A melancarkan perang dagang, yakni: pencurian kekayaan intelektual AS dan rahasia dagang, transfer teknologi paksa, kebijakan persaingan, akses layanan keuangan dan manipulasi mata uang.
Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin sangat terkejut dengan perubahan rancangan tersebut.
Buntutnya, Presiden AS Donald Trump menanggapinya lewat sebuah cuitan pada Minggu (5/5) yang berisi ancaman untuk menaikkan tarif barang-barang China senilai US$ 200 miliar dari 10% menjadi 25% pada Jumat pekan ini.
Bahkan AS lewat pengumuman yang diposting di daftar Federal mengatakan pada Rabu (8/5) bahwa tarif yang lebih tinggi yang mulai berlaku Jumat ini.
Pada Rabu (8/5) Trump mengatakan keliru jika China berharap untuk bernegosiasi dagang dengan pemerintahan presidensial demokrat.
Trump juga bilang dia akan senang untuk menjaga tarif impor China tetap berlaku
Namun Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer memandang perubahan pada hukum China sebagai hal penting untuk memverifikasi kepatuhan setelah bertahun-tahun janji reformasi kosong.
Lighthizer mendorong rezim penegakan yang lebih keras seperti yang diberlakukan bagi Korea Utara atau Iran yakni sanksi ekonomi, ketimbang kesepakatan perdagangan khusus.
"Ini merongrong arsitektur inti dari perjanjian itu," kata seorang sumber di Washington.
Bahkan, salah satu sumber Reuters dari kalangan swasta mengatakan putaran terakhir perundingan berjalan sangat buruk karena China menjadi tamak.
"China mengingkari selusin hal, jika tidak lebih... Pembicaraan itu sangat buruk sehingga kejutan yang sebenarnya adalah butuh Trump meledak pada Minggu kemarin," ujar sumber itu.
Namun, Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang dalam sebuah pengarahan pada Rabu lalu mengatakan, menyelesaikan pertikaian perdagangan adalah proses negosiasi dan bahwa China tidak menghindari masalah.