kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.205   64,31   0,90%
  • KOMPAS100 1.106   11,04   1,01%
  • LQ45 878   11,56   1,33%
  • ISSI 221   1,08   0,49%
  • IDX30 449   6,43   1,45%
  • IDXHIDIV20 540   5,72   1,07%
  • IDX80 127   1,45   1,15%
  • IDXV30 135   0,62   0,46%
  • IDXQ30 149   1,69   1,15%

China sebut AS adalah penyebab militerisasi di Laut China Selatan


Kamis, 10 September 2020 / 04:38 WIB
China sebut AS adalah penyebab militerisasi di Laut China Selatan
ILUSTRASI. Kapal induk AS, USS Ronald Reagan (CVN 76) dan USS Nimitz (CVN 68) membentuk formasi saat latihan di Laut China Selatan. Foto dirilis 6 Juli 2020. (U.S. Navy photo by Mass Communication Specialist 3rd Class Jason Tarleton)


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Perlu diakui kalau saat ini Laut China Selatan adalah perairan paling gadung di muka bumi. Aktivitas militer yang makin ramai sejak awal tahun membuat suhu di perairan ini semakin panas.

Dua aktor utama, yakni AS dan China, memainkan peran penting dalam kegaduhan ini. Baru-baru ini Menteri Luar Negeri China Wang Yi, menyebut AS adalah penyebab dari semua ini.

Melansir dari Reuters, Wang Yi yang juga merupakan Anggota Dewan Negara, mengatakan bahwa AS secara langsung telah ikut camput dalam sengketa wilayah maritim di Laut China Selatan.

Wang menyebutkan bahwa AS sengaja campur tangan dalam konflik di wilayah tersebut demi mengejar kebutuhan negaranya sendiri. Hasilnya, AS kini mendorong militerisasi terbesar di kawasan tersebut.

Baca Juga: Gara-gara virus corona, China batalkan pameran kedirgantaraan dua tahunan

"Perdamaian dan stabilitas adalah kepentingan strategis terbesar China di Laut China Selatan. Ini juga merupakan aspirasi strategis bersama antara China dan negara-negara ASEAN," ungkap Wang dalam video conferece bersama para menteri luar negeri di KTT ASEAN, seperti dikutip dari Reuters.

Dalam kesempatan yang sama, Wang mengatakan bahwa China bersedia untuk menjalin komunikasi dan berdialog dengan AS demi tercapainya kerja sama.

Konflik kedua negara ini sekarang sudah semakin meluas ke banyak sektor. Bulan lalu, AS memasukkan 24 perusahaan China ke dalam daftar hitam karena dianggap sebagai bagian dari aktivitas militer China di Laut China Selatan.

Tidak hanya perusahaan, AS juga mulai menargetkan aktor individu untuk masuk ke daftar hitam. Ini merupakan kali pertama China menerima sanksi seperti itu.

Selanjutnya: Hubungan AS-China kian panas, pebisnis Amerika di China makin was-was



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×