Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dupla Kartini
BEIJING. Regulator siber China tengah menyelidiki raksasa internet asal China Tencent Holding Ltd, Baidu Inc dan Weibo Corp. Pasalnya, ketiga perusahaan internet tersebut terindikasi melanggar keamanan siber dan tidak memenuhi tugas untuk mengelola informasi yang masuk.
Badan Administrasi Siber China menyatakan, pihaknya telah menyelidiki platform media sosial milik ketiga perusahaan itu yakni WeChat, Tieba dan Weibo. Sebab, telah menyebarkan informasi tentang kekerasan, teror, rumor palsu, dan pornografi yang dapat membahayakan keamanan nasional dan ketertiban sosial.
Isu yang menyerang Tencent membuat harga saham perusahaan yang berbasis di Shenzhen ini turun. Tercatat, harga saham Tencent turun 4%, kemarin. Kendati demikian, penyebab penurunan harga karena aksi jual saham investor untuk mengambil untung menjelang laporan kinerja Tencent.
"Saya tidak melihat isu ini berdampak pada pengembangan jangka panjang perusahaan," kata Yujie Li, analis RHB Research Institute, seperti yang dilansir Bloomberg, Jumat (11/8). Lagi pula, masyarakat menggunakan WeChat dan Weibo bukan untuk menyebar informasi ilegal sehingga tidak akan mempengaruhi perusahaan.
Pemerintah China memperketat pengawasan siber terutama pada berita online dan media sosial berdasarkan Undang-Undang Keamanan Siber terbaru yang berlaku mulai Juni 2017. Alasan lain pengetatan pengawasan adalah untuk mengamankan Kongres Nasional Partai Komunis China ke-19 yang akan digelar pada akhir tahun ini.
Pembersihan data
Bulan lalu dalam pertemuan dengan perwakilan perusahaan internet China, otoritas siber China telah meminta perusahaan media sosial untuk segera melakukan pembersihan dan pembetulan konten yang meresahkan. Misalnya, ada sebuah platform media sosial yang menginformasikan rumor tentang pejabat partai yang salah mengartikan sejarah militer China.
Sebelum pertemuan tersebut, Weibo mendapatkan perintah untuk menutup sebagian situs video mereka karena pelanggaran, dan menghapuskan usaha patungan antara Weibo dengan Sina Corp senilai US$ 1,3 miliar.
Asal tahu saja, aplikasi pesan WeChat dan microblogging Weibo adalah platform media sosial yang paling populer di China. Kedua platform tersebut telah berkembang pesat karena tidak ada pesaing dari Amerika Serikat (AS) seperti Facebook dan Twitter yang dilarang oleh negara tersebut.