Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa Coca-Cola telah menyetujui untuk mengganti pemanis minuman mereka di pasar Amerika Serikat dari sirup jagung fruktosa tinggi menjadi gula tebu asli.
Pengumuman ini memicu berbagai reaksi dari pelaku industri makanan dan pertanian, terutama di tengah kebijakan baru pemerintahan Trump yang mengusung kampanye "Make America Healthy Again" (MAHA).
Komitmen Coca-Cola Setelah Diskusi dengan Trump
Dalam unggahan di platform Truth Social pada Rabu (16/7), Trump menyatakan bahwa Coca-Cola telah setuju untuk menggunakan gula tebu asli dalam produk mereka di Amerika Serikat.
“Saya telah berbicara dengan Coca-Cola tentang penggunaan GULA TEBU SEBENARNYA dalam Coke di AS, dan mereka telah menyetujuinya. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak berwenang di Coca-Cola,” tulis Trump.
Baca Juga: Coca-Cola Tarik Produknya karena Kekhawatiran Kontaminasi Chlorate, Periksa Kode Ini
Seorang juru bicara Coca-Cola mengonfirmasi bahwa perusahaan akan segera membagikan detail mengenai produk-produk baru tersebut, serta menyatakan apresiasinya terhadap antusiasme Presiden Trump terhadap produk mereka.
Latar Belakang: Dominasi Sirup Jagung dan Kebijakan MAHA
Selama ini, Coca-Cola yang dipasarkan di Amerika Serikat menggunakan pemanis dari sirup jagung fruktosa tinggi (high-fructose corn syrup / HFCS), sementara di banyak negara lain, perusahaan ini menggunakan gula tebu.
Inisiatif MAHA yang dipimpin oleh Menteri Kesehatan Robert F. Kennedy Jr., mendorong reformulasi produk makanan untuk menghilangkan bahan tambahan yang dianggap berisiko, termasuk pewarna buatan.
Kennedy juga dikenal kritis terhadap tingginya konsumsi gula dalam pola makan orang Amerika, dan menyebut bahwa pedoman diet terbaru yang akan dirilis musim panas ini akan mendorong masyarakat untuk lebih banyak mengonsumsi makanan utuh (whole food).
Baca Juga: Pertemuan Menteri Keuangan G20 di Afrika Selatan Dibayangi Ancaman Tarif Trump
Laporan MAHA: Sorotan pada Sirup Jagung
Pada Mei lalu, Komisi MAHA merilis laporan yang menyoroti konsumsi HFCS sebagai faktor potensial dalam meningkatnya obesitas anak dan penyakit kronis lainnya di AS. Namun, para pakar medis menyatakan bahwa meskipun konsumsi gula tambahan perlu dibatasi, tidak ada bukti kuat bahwa gula tebu lebih sehat dibandingkan sirup jagung fruktosa tinggi.
Presiden dan CEO Corn Refiners Association, John Bode, menyampaikan penolakannya terhadap kebijakan ini: “Mengganti sirup jagung fruktosa tinggi dengan gula tebu tidak masuk akal. Kebijakan ini akan menyebabkan ribuan pekerja di industri makanan kehilangan pekerjaan, menurunkan pendapatan petani, dan meningkatkan impor gula asing — semuanya tanpa manfaat nutrisi apa pun.”
HFCS diproduksi secara besar-besaran di wilayah Midwest AS, yang dikenal sebagai basis produksi jagung nasional. Sementara itu, negara bagian asal Trump, Florida, merupakan produsen utama tebu di Amerika.
Sebagai bagian dari upaya reformasi nutrisi, pemerintahan Trump telah menyetujui permintaan sejumlah negara bagian untuk mengecualikan minuman bersoda dari program bantuan pangan SNAP (Supplemental Nutrition Assistance Program). Keputusan ini menambah tekanan bagi produsen minuman besar seperti Coca-Cola dan PepsiCo untuk menyesuaikan produk mereka.