Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
Lantas mengapa Amerika Serikat (AS) merasa peduli ikut campur tangan dengan urusan Taiwan?
Pada tahun 1979, AS menjalin hubungan diplomatik dengan China dengan membuat sebuah komunike yang menyatakan bahwa AS mengakui pemerintah Republik Rakyat Tiongkok sebagai "satu-satunya pemerintah yang sah di Tiongkok."
Ini ditandatangani oleh Presiden Jimmy Carter saat itu yang juga memutuskan hubungan diplomatik dengan pemerintah di Taiwan.
Baca Juga: Tantang ancaman China, AS kirim kapal perang di Selat Taiwan
Namun berbulan-bulan setelahnya, Kongres AS mengeluarkan undang-undang yang menegaskan hubungan tidak resmi dan penting dengan Taiwan. Undang-undang ini memungkinkan penjualan senjata ke Taiwan untuk pertahanan diri dan tidak mengesampingkan kemungkinan AS membela Taiwan dari serangan China.
Fox News menyebut, ini sebuah kebijakan yang dikenal sebagai ambiguitas strategis. Sejak itu, penjualan senjata AS masuk ke Taiwan, dengan total senilai lebih dari US$ 25 miliar antara tahun 2007 dan 2018.
Baca Juga: Trump kembali peringatkan Google terkait aktivitas bisnisnya di China
Penjualan senjata ini telah menyebabkan lebih banyak lagi gesekan antara AS dan China di selat Taiwan. Hingga perkembangan yang terbaru, China menyatakan siap berperang melawan siapapun yang mendukung kemerdekaan Taiwan.