Sumber: New York Times | Editor: Noverius Laoli
Akademi Teknologi Luar Angkasa China mengatakan kepada The Global Times, sebuah surat kabar pemerintah, bahwa perjalanan ke modul orbital akan memakan waktu sekitar 6,5 jam. Ketika tiba pada Kamis malam, pesawat ruang angkasa akan berlabuh secara mandiri dengan stasiun.
Itu mirip dengan waktu penerbangan pada bulan Mei dari sebuah kapal kargo bernama Tianzhou, yang merapat dengan modul inti sekitar delapan jam setelah diluncurkan.
Mereka membawa beberapa ton persediaan untuk melengkapi dan mempertahankan stasiun, yang akan memiliki tiga kamar tidur, kamar mandi, dan tempat bagi para astronot untuk makan dan berolahraga.
Baca Juga: Di misi pertama, China sukses luncurkan pesawat ruang angkasa tak berawak
Awak Shenzhou-12 dijadwalkan untuk menghabiskan tiga bulan ke depan di orbit tersebut. Setelah itu kru kedua yang terdiri dari tiga astronot akan menggantikan mereka.
Stasiun ini masih dalam pembangunan, sehingga tugas utama para astronot secara efektif adalah terus membangunnya, memasang peralatan seperti kamera dan menguji berbagai fungsi, termasuk penunjang kehidupan dan pengelolaan limbah. Mereka dijadwalkan untuk melakukan dua perjalanan ruang angkasa sebagai bagian dari upaya itu.
Jenderal Nie, sang komandan, mengatakan kepada wartawan di Jiuquan pada hari Rabu bahwa misi ini akan lebih sulit dan menantang daripada dua misi sebelumnya. “Kami tidak hanya harus mengatur modul inti, ‘rumah ruang angkasa,'” katanya, “tetapi juga melakukan serangkaian verifikasi teknologi utama.”