Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Posisi China sebagai pemegang surat utang terbesar AS tergeser. Posisinya saat ini digantikan oleh Jepang. Kondisi ini terjadi seiring memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat dengan China.
Berdasarkan informasi yang dirilis oleh Kementerian Keuangan AS pada Kamis (16/8), Jepang menaikkan kepemilikannya atas obligasi, surat utang, dan notes AS sebesar US$ 21,9 miliar menjadi US$ 1,12 triliun. Ini merupakan level tertinggi dalam 2,5 tahun terakhir.
Baca Juga: Mulai melunak, China menuntut jalan tengah atas perselisihan perang dagang
Terakhir kali Jepang menduduki posisi sebagai investor asing terbesar AS adalah pada Mei 2017. Negeri Sakura itu menambah kepemilikannya atas surat utang AS dengan nilai lebih dari US$ 100 miliar sejak Oktober 2018. Menurut BMO Capital Markets, saat ini, pasar obligasi AS lebih menarik di mata investor seiring tren yield negatif di global.
Perbandingan saja, yield surat utang AS bertenor 10 tahun telah anjlok ke level terendah sejak 2016 dalam beberapa bulan terakhir. Namun, yield surat utang AS bertenor sama saat ini adalah negatif 0,23%.
"Aksi beli yang kami lihat oleh investor Jepang benar-benar merupakan refleksi dari rendahnya yield dan yield yang negatif," jelas analis BMO Ben Jeffery mengutip Bloomberg.
Baca Juga: Yield obligasi anjlok di seluruh kawasan Asia Pasifik, kecuali Indonesia dan India