Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Wall Street Journal (WSJ) melaporkan pada hari Kamis (23/9/2021), pihak berwenang China meminta pemerintah daerah untuk mempersiapkan potensi kejatuhan China Evergrande Group yang tengah dililit utang besar. WSJ mengutip pejabat yang mengetahui permasalahan tersebut.
Melansir Reuters yang mengutip laporan itu, langkah tersebut telah ditandai dengan adanya persiapan untuk kemungkinan badai oleh para pejabat.
Para pejabat mengatakan, lembaga pemerintah tingkat lokal dan perusahaan milik negara telah diinstruksikan untuk turun tangan hanya pada menit terakhir jika Evergrande gagal mengelola urusannya secara tertib, WSJ melaporkan.
Pemerintah daerah telah ditugaskan untuk mencegah terjadinya kerusuhan dan mengurangi efek gelombang pada pembelian rumah dan ekonomi yang lebih luas.
Baca Juga: Cerita Pilu Para Pekerja dan Investor Ritel di Balik Utang Luar Biasa Evergrande
Evergrande, pengembang properti terbesar kedua di China, memiliki kewajiban membayar bunga US$ 83,5 juta pada 23 September untuk obligasi offshore pada Maret 2022. Pembayaran bunga US$ 47,5 juta lainnya harus dibayar pada 29 September untuk surat utang yang jatuh tempo pada Maret 2024.
Obligasi akan gagal bayar jika Evergrande gagal membayar bunga dalam waktu 30 hari dari tanggal pembayaran yang dijadwalkan.
Perusahaan mengalami masalah selama beberapa bulan terakhir karena Beijing memperketat aturan di sektor propertinya untuk mengendalikan kembali tingkat utang dan spekulasi.
Baca Juga: Kekayaan para miliarder ini melorot terkena dampak krisis Evergrande
Investor khawatir bahwa penurunan bisa menyebar ke kreditur termasuk bank di China dan luar negeri.