kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45857,59   -6,81   -0.79%
  • EMAS1.368.000 0,59%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

China uji coba dua vaksin virus corona pada manusia


Selasa, 14 April 2020 / 16:55 WIB
China uji coba dua vaksin virus corona pada manusia
ILUSTRASI. Seorang ilmuwan di perusahaan obat RNA, Arcturus Therapeutics, meneliti vaksin untuk virus corona baru (COVID-19) di sebuah laboratorium di San Diego, California, AS, 17 Maret 2020.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Ketika berjuang untuk mencegah gelombang kedua virus corona baru, China akan melakukan uji coba dua vaksin eksperimental pada manusia.

Mengutip media pemerintah China, Reuters melaporkan, vaksin eksperimental itu dikembangkan Sinovac Biotech dan Institut Produk Biologi Wuhan yang berafiliasi dengan Grup Farmasi Nasional China milik pemerintah.

Pada Maret lalu, China memberi lampu hijau untuk uji klinis lain buat calon vaksin virus corona yang Akademi Ilmu Kedokteran Militer China kembangkan dengan dukungan militer dan CanSino Bio.

Baca Juga: Tuai pujian, Taiwan mengonfirmasi nol kasus baru virus corona

Lampu hijau ini menyala tak lama setelah Modena, produsen obat asal Amerika Serikat, mengatakan, telah memulai tes pada manusia untuk vaksin mereka bersama Institut Kesehatan Nasional.

Hingga Selasa (14/4), China melaporkan 82.249 kasus virus corona dengan 3.341 kematian secara nasional. Tapi, tidak ada kematian akibat Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, jumlah kasus baru virus corona menurun di beberapa negara Eropa, termasuk Italia dan Spanyol. Tapi, wabah masih terus meningkat di Inggris dan Turki.

Baca Juga: Laporkan 2.774 kasus baru virus corona, Rusia cetak rekor kenaikan harian

"Wabah global secara keseluruhan, 90% kasus datang dari Eropa dan Amerika Serikat. Jadi, kita tentu belum melihat puncaknya," kata juru bicara WHO Margaret Harris dalam konferensi pers di Jenewa, Selasa (14/4).

"Di China, ancaman terbesar adalah kasus impor," ujarnya merujuk pada data terbaru. "Kita seharusnya tidak benar-benar mengharapkan vaksin baru tersedia 12 bulan lagi atau lebih," imbuh dia seperti dikutip Reuters.




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×