Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Menurut penghitungan Reuters, angka kematian akibat virus corona Amerika mencapai 80.000 pada hari Senin (11/5/2020). Kondisi ini disinyalir disebabkan hampir semua negara bagian telah mengambil langkah-langkah untuk mengendurkan tindakan penguncian.
Reuters mencatat, kematian di Amerika Serikat, pusat pandemi global, rata-rata mencapai 2.000 per hari sejak pertengahan April meskipun ada upaya untuk memperlambat wabah.
Baca Juga: FBI: Peretas China berusaha curi penelitian tentang vaksin corona
Jumlah kematian lebih tinggi daripada kematian akibat flu musiman pada tahun 1967 dan mewakili lebih banyak kematian di AS selama 11 tahun pertama epidemi AIDS, dari 1981 hingga 1992.
Adapun total kasus virus corona di Amerika Serikat telah melampaui 1,3 juta kasus dengan infeksi meningkat di negara-negara bagian seperti Mississippi, Minnesota dan Nebraska. Hal ini dikhawatirkan akan menimbulkan risiko gelombang baru wabah Covid-19.
Baca Juga: Wall Street turun akibat kekhawatiran gelombang kedua virus corona
Angka infeksi mengalami penurunan di New Jersey dan New York, yang notabene merupakan pusat gempa pandemi di Amerika Serikat. Terhitung, hampir setengah dari kematian di Amerika akibat Covid-19 berasal dari wilayah ini. Saat ini, kedua negara bagian memberlakukan aturan penguncian yang paling ketat dibanding negara bagian lainnya.