Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: Anna Suci Perwitasari
KCDC telah memperingatkan, bahwa wilayah Seoul yang lebih luas sedang tertatih-tatih di ambang lonjakan lain dalam kasus virus dan bahwa pelonggaran pedoman jarak sosial dapat dibatalkan jika tren kenaikan terus berlanjut.
Dari kasus baru yang ditularkan secara lokal, 72 dilaporkan di Seoul dan 67 dari sekitar Provinsi Gyeonggi. Infeksi klaster sporadis tidak menunjukkan tanda-tanda mereda, dengan kebanyakan kasus ditelusuri ke gereja-gereja di Seoul dan Provinsi Gyeonggi.
Baca Juga: Ini daftar konglomerat dengan gaji tertinggi di Korea Selatan selama semester I-2020
Infeksi yang terkait dengan sebuah gereja di Yongin, sebelah selatan Seoul, mencapai 72 pada Jumat siang, naik 60 dari hari sebelumnya.
Kasus yang terkait dengan sebuah gereja di utara Seoul meningkat 14 menjadi 19. Pemerintah metropolitan Seoul memerintahkan penutupan sementara gereja, dengan otoritas kesehatan melakukan tes virus pada 1.897 orang.
Dilaporkan juga bahwa 31 penduduk di sebuah kota di Yangpyeong, Provinsi Gyeonggi, juga terinfeksi COVID-19.
Perdana Menteri Chung Sye-kyun akan mengadakan pertemuan darurat di kantor pusat penanggulangan virus pada sore ini untuk memutuskan apakah akan memperketat tindakan jarak sosial.
Pada hari Jumat, pemerintah mengatakan sedang mempertimbangkan untuk memperkuat tindakan pencegahan infeksi di Seoul dan daerah sekitarnya satu tingkat ke Level 2.
Pada bulan Juni, Korea Selatan mengadopsi skema jarak sosial tiga tingkat, di mana negara tersebut saat ini berada pada langkah-langkah jarak Level 1.
Lonjakan terbaru kasus di daerah tersebut membuat pemerintah daerah waspada. Mereka memerintahkan pembatasan pertemuan dan kegiatan di fasilitas keagamaan untuk menahan penyebaran virus lebih lanjut.
Baca Juga: Daftar 10 negara masuk jurang resesi ekonomi akibat pandemi corona
Pada hari Jumat, pemerintah kota Seoul mengatakan memutuskan untuk memberlakukan pembatasan yang lebih ketat pada pertemuan di sekitar 7.500 fasilitas keagamaan, termasuk gereja dan kuil Buddha.
Acara tatap muka, penyediaan makanan dan makan kelompok akan dilarang di fasilitas tersebut. Selama kebaktian reguler di gereja, nyanyian pujian akan dibatasi sementara doa bersama akan dilarang.
Pemerintah provinsi Gyeonggi juga menaikkan tingkat jarak sosial dengan membatasi pertemuan di gereja dan fasilitas keagamaan lainnya.