Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Jumlah kasus virus Corona baru di Korea Selatan melambat tajam menjadi di bawah 300 pada hari ini. Tetapi negara itu masih dipusingkan oleh serangkaian klaster yang berlanjut di wilayah Seoul dan sekitarnya serta kota-kota besar lainnya.
Senin (24/8), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) melaporkan, ada 266 kasus Covid-19 baru, dengan 258 ditularkan secara lokal.
Penghitungan harian pada hari ini menandai perlambatan tajam dari 397 kasus baru yang diidentifikasi pada hari sebelumnya. Tetapi otoritas kesehatan menilai, hal ini terjadi karena tes virus biasanya lebih sedikit selama akhir pekan yang memungkinkan jumlah kasus baru turun.
Baca Juga: Kasus corona melonjak, warga Seoul wajib masker saat di dalam ruangan mulai hari ini
Kemarin, total ada 13.236 tes virus corona dilakukan, lebih sedikit dibandingkan dengan 15.386 tes pada hari Sabtu (22/8) dan 21.677 tes pada hari Jumat (21/8). Bahkan, pada hari Kamis (20/8), total ada 20.040 tes virus corona yang dilakukan.
Sejak 14 Agustus, kasus virus harian di Korea Selatan telah mencapai tiga digit. Ini terjadi ketika sejumlah klaster ditemukan di wilayah Seoul. Di mana sebagian besar ditelusuri dari gereja Protestan konservatif di Seoul dan unjuk rasa anti-pemerintah pada Hari Pembebasan yang berlangsung pada 15 Agustus.
Bahkan, dalam 11 hari terakhir, jumlah kasus baru virus corona mencapai 2.893 di seluruh Negeri Ginseng.
Peningkatan terbaru dalam jumlah infeksi baru telah membuat alarm berbunyi, karena sebagian besar dilaporkan dari Seoul dan sekitar Provinsi Gyeonggi, rumah bagi setengah dari 51 juta penduduk Korea Selatan.
Dari infeksi lokal, ibu kota melaporkan 97 kasus baru, dan provinsi Gyeonggi di sekitarnya mencatatkan 84 kasus. Incheon, yang terletak di sebelah barat Seoul, melaporkan 20 kasus baru, dan pusat kota Daejeon menambahkan 10 infeksi baru.
Gereja Sarang Jeil yang berada di utara Seoul, menjadi sarang baru bagi lonjakan infeksi baru-baru ini. Hingga kemarin siang, sudah ada 841 kasus Covid-19 yang terkait dengan gereja ini.
Baca Juga: Cemas dengan aksi AS di Laut China Selatan, China ajak 10 diplomat ASEAN bertemu
Pemerintah kota Seoul mengatakan, setidaknya 21,7% dari anggota gereja yang diuji di ibu kota dipastikan telah terinfeksi virus corona.
Kasus virus baru yang dilacak ke gereja juga telah dilaporkan dari beberapa gedung perkantoran, pusat penitipan anak, sekolah dan institusi medis, di mana anggota gereja tersebut telah berkunjung.
Sementara itu, ada 136 pasien dilaporkan berasal dari unjuk rasa anti-pemerintah Sabtu (15/8) di pusat kota Seoul. Sejumlah besar anggota Gereja Sarang Jeil, termasuk pendetanya yang juga tertular virus, juga ikut serta dalam unjuk rasa tersebut.
Sejak pekan lalu, lebih banyak kasus virus baru telah dilaporkan di kota-kota besar dan provinsi di seluruh negeri, dengan otoritas kesehatan memperingatkan bahwa negara itu mungkin menghadapi pandemi nasional.
Di tengah prospek suram dari epidemi nasional, pemerintah memutuskan untuk memberlakukan skema jarak sosial Level 2 di luar wilayah Seoul yang lebih luas mulai Minggu.
Pertemuan dalam ruangan lebih dari 50 orang dan pertemuan di ruang terbuka lebih dari 100 orang pada prinsipnya dilarang. Selain itu, fasilitas umum yang rawan risiko, termasuk ruang karaoke, klub, kafe PC, dan restoran telah diperintahkan untuk ditutup.
Mulai hari ini pun, warga Seoul juga harus memakai masker dan penutup wajah setiap saat di depan umum, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan, kecuali saat mereka makan atau minum.
Kota itu sudah melarang unjuk rasa lebih dari 10 peserta, dengan Incheon mengeluarkan tindakan yang sama pada hari Senin.
Otoritas kesehatan telah memperingatkan bahwa jika jumlah infeksi baru tidak melambat di pekan ini, Korea Selatan mungkin harus secara serius mempertimbangkan untuk mengadopsi tingkat jarak sosial tertinggi. Di mana semua pertemuan yang terdiri dari lebih dari 10 orang akan dilarang.
Baca Juga: Virus corona kembali, Selandia Baru perpanjang pembatasan di Auckland
Yoon Tae-ho, seorang pejabat senior kesehatan, mengatakan dalam pengarahan harian bahwa rute infeksi dari sekitar 20% pasien virus yang diidentifikasi selama seminggu terakhir tetap tidak diketahui, meningkatkan kekhawatiran atas penyebaran diam-diam di komunitas.
"Kami secara aktif mengkaji untuk menaikkan level jarak sosial ke level ketiga, meskipun masih perlu ada diskusi lagi," tambah Yoon.
Kebijakan anti virus ke level tertinggi dikeluarkan ketika rata-rata jumlah kasus virus harian dalam dua minggu ada di kisaran 100-200 dan peningkatan kasus Covid-19 baru terjadi lebih dari dua kali seminggu.
Dengan tingkat tindakan saat ini yang telah menjadi batasan terberat bagi Korea Selatan, yang melaporkan kasus pertamanya pada 20 Januari, langkah-langkah yang lebih ketat diharapkan datang dengan harga tinggi dalam hal ekonomi.
Sementara itu, jumlah kasus positif yang diimpor hanya delapan. Yakni, tiga dari Rusia, dan dua dari Ukraina. Ada juga kasus dari Amerika Serikat, Bangladesh dan India.