Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah negaranya memulai invasi ke Ukraina, para miliarder asal Rusia pun harus rela kehilangan sebagian kekayaannya. Bahkan, total kekayaan mereka sudah berkurang hingga US$ 39 miliar kurang dari sehari, lebih banyak dari apa yang mereka dapatkan tahun ini.
Beberapa miliarder, termasuk Gennady Timchenko, juga terkena sanksi. hukuman untuk hubungan mereka dengan Putin, meskipun ada seruan untuk memperluas target potensial untuk sanksi yang sama.
“Ada banyak orang di AS dan Eropa yang ingin menyerang mereka secara langsung. Saya tidak berpikir ada kabar baik dalam sanksi untuk mereka” ujar Chris Miller, co-director program Rusia dan Eurasia di Fletcher School Universitas Tufts dikutip dari Bloomberg, Jumat (25/2).
Baca Juga: Pasukan Rusia Kuasai Pangkalan Udara Gostomel, Dekat Ibu Kota Ukraina
Pimpinan Lukoil, Vagit Alekperov merupakan miliarder yang tercatat mengalami penurunan paling tajam dalam kekayaan bersihnya. Harta bos produsen minyak ini dipangkas hampir sepertiga dalam sehari, turun sekitar US$ 6,2 miliar menjadi US$ 13 miliar.
Selanjutnya, ada Alexey Mordashov yang merupakan bos pembuat baja Severstal yang telah kehilangan US$ 4,2 miliar pada hari Kamis (24/2). Oleh karena itu, kekayaannya saat inin menjadi US$ 23 miliar.
Penurunan kekayaan pun juga dirasakan oleh orang terkaya saat ini yaitu Vladimir Potanin. Presiden dari Norilsk Nickel ini harus rela kehilangan kekayaannya senilai US$ 3 miliar.
Adapun, Alekperov dan Timchenko masing-masing kehilangan sekitar US$ 10 miliar tahun ini, atau lebih dari 40% kekayaan mereka. Itu adalah persentase penurunan terbesar di antara miliarder Rusia yang dilacak oleh indeks kekayaan Bloomberg.
Baca Juga: Kegiatan Bisnis Perusahaan-Perusahaan Ini Terganggu Aksi Militer Rusia di Ukraina
Pemangkasan kekayaan ini bukan tanpa alasan mengingat kerusakan telah terjadi di seluruh kelas aset. Contohnya, benchmark Rusia MOEX Russia Index yang ditutup 33% lebih rendah di Moskow dan penurunan terburuk kelima dalam sejarah pasar saham dalam mata uang lokal.
Salah satu krisis keamanan terburuk di Eropa sejak Perang Dunia II ini mengancam untuk memperdalam penurunan pasar di kawasan itu, terutama di Rusia, yang telah terkena sanksi oleh AS dan Inggris.