Sumber: Global Times,Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - CHINA. Pemerintah China berencana untuk menaikkan batas usia pensiun pegawai di tengah krisis demografi yang membuat jumlah penduduk usia produktif semakin berkurang.
Mengutip pernyataan dari Kementerian Sumber Daya Manusia China, media pemerintah Global Times pada hari Selasa (14/3) menyampaikan bahwa saat ini populasi orang tua di China mulai mendominasi.
China memiliki batas usia pensiun yang tergolong rendah di dunia, yaitu 60 tahun untuk pria, 55 tahun untuk wanita kantoran, dan 50 tahun untuk wanita yang bekerja di pabrik.
Komisi Kesehatan Nasional China memperkirakan kelompok orang berusia 60 tahun ke atas akan meningkat dari 280 juta menjadi lebih dari 400 juta pada tahun 2035. Jumlah itu setara dengan gabungan seluruh populasi Inggris dan Amerika Serikat saat ini.
Baca Juga: PBB: India Jadi Negara Terpadat di Dunia Pada 14 April 2023
Populasi China pada tahun 2022 mengalami penurunan meski masih ada di kisaran 1,4 miliar. Penurunan ini terjadi setelah lahirnya kebijakan yang membatasi pasangan hanya dengan satu anak dari tahun 1980 hingga 2015.
Angka harapan hidup di China yang cukup tinggi mungkin jadi pertimbangan lain dari rencana kebijakan ini.
Harapan hidup penduduk China meningkat dari sekitar 44 tahun pada tahun 1960 menjadi 78 tahun pada tahun 2021 dan diproyeksikan melebihi 80 tahun pada tahun 2050.
Menaikkan Batas Usia Pensiun
Presiden Akademi Tenaga Kerja dan Ilmu Jaminan Sosial China, Jin Weigang, percaya saat ini pemerintahnya di Beijing sedang mempersiapkan upaya yang progresif, fleksibel, dan berbeda untuk menaikkan usia pensiun.
"Orang yang mendekati usia pensiun hanya perlu menunda pensiun selama beberapa bulan. Pekerja muda mungkin harus bekerja beberapa tahun lebih lama tetapi akan memiliki masa adaptasi dan transisi yang panjang," kata Jin kepada Global Times.
Menurut Jin, bagian terpenting dari reformasi usia kerja di China adalah bagaimana negara membiarkan penduduknya untuk memilih kapan akan pensiun sesuai dengan keadaan dan kondisi mereka.
Baca Juga: Dampak Krisis Demografi China: Pendapatan Turun, Utang Naik
Perdana Menteri China yang baru, Li Qiang, pada hari Senin (13/3) mengatakan bahwa pemerintah akan melakukan studi dan analisis yang ketat untuk meluncurkan kebijakan dengan hati-hati.
Bukan tanpa alasan, tekanan pada anggaran pensiun telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini menciptakan lebih banyak urgensi bagi pembuat kebijakan untuk mengatasi situasi tersebut.
Para ahli demografi dan ekonom mengatakan bahwa sistem pensiun saat ini tidak berkelanjutan dan perlu direformasi. Sistem yang ada saat ini sangat bergantung pada tenaga kerja aktif yang jumlahnya berkurang untuk membayar para pensiunan.
Mengutip Reuters, saat ini para pensiunan akan mendapatkan pesangon yang disubsidi oleh lima pekerja aktif.
Di bawah kebijakan itu, 11 dari 31 yurisdiksi tingkat provinsi China mengalami defisit anggaran pensiun. Sistem pensiun bahkan diprediksi akan kehabisan uang pada tahun 2035.