Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KARACHI. Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif akhirnya mengeluarkan kebijakan darurat terkait gelombang panas yang melanda negara tersebut. Sebab, jumlah korban tewas akibat gelombang panas di provinsi Sindh hampir mencapai 700 jiwa.
Saat ini, pihak tentara sudah dikerahkan untuk mendirikan pusat penanganan suhu panas ekstrem, yang panasnya mencapai 45 derajat celcius.
Pihak pemerintah memang mendapat kritikan keras karena tidak melakukan penanganan segera dalam menangani krisis ini.
Banyak warga yang marah terhadap pemerintah karena terputusnya aliran listrik sehingga mereka tidak dapat menggunakan air conditioner dan kipas angin.
Permasalahan semakin buruk dengan ketiadaan air pada siang hari selama bulan Ramadhan.
Jumlah korban meningkat
Pada Selasa (23/6), National Disaster Management Authority (NDMA) mengatakan pihaknya sudah menerima perintah dari Sharif untuk melakukan aksi penanganan krisis secepatnya.
Perintah tersebut datang menyusul adanya laporan bahwa Departemen Kesehatan di provinsi Sindh Saeed Mangnejo melaporkan korban tewas akibat gelombang panas mencapai 612 orang dalam empat hari terakhir di rumah sakit Karachi pemerintah. Sedangkan 80 orang lainnya meninggal di rumah sakit swasta.
Mayoritas dari korban tewas adalah orangtua yang datang dari warga miskin.
Saat ini, ribuan orang masih dirawat dan beberapa dari mereka berada dalam kondisi serius.