Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gedung Putih pada Jumat (24/10/2025) menyatakan bahwa data inflasi Amerika Serikat kemungkinan tidak akan dirilis bulan depan akibat shutdown pemerintah AS.
Dalam unggahan resmi di akun Twitter Gedung Putih, pemerintah mengatakan bahwa karena Kongres gagal menyetujui RUU pendanaan sementara (stopgap funding bill), para surveyor tidak dapat diterjunkan ke lapangan, sehingga data penting ekonomi tidak tersedia.
“Surveyors cannot deploy to the field – depriving us of critical data. The economic consequences could be devastating,” tulis Gedung Putih, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Shutdown Pemerintah AS Terus Berlangsung, Dampak pada Pekerja Federal
Konflik antara Partai Republik dan Demokrat terkait pendanaan sementara telah memasuki hari ke-24. Sekitar 700.000 pekerja federal dirumahkan, sementara jumlah hampir sama tetap bekerja tanpa gaji.
Baca Juga: Ribuan Petugas Keamanan Penerbangan AS Tak Digaji, Terpaksa Cari Pekerjaan Sampingan
Kondisi ini diperkirakan akan memaksa rumah tangga menunda pengeluaran, dengan banyak pekerja federal yang akan melewatkan gaji penuh pertama mereka pada Jumat ini.
Meskipun demikian, laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) untuk September tetap diterbitkan pada Jumat lalu, meski terjadi blackout data ekonomi akibat shutdown.
Laporan ini dirilis untuk membantu Social Security Administration menghitung penyesuaian biaya hidup (cost-of-living adjustment/COLA) 2026 bagi jutaan pensiunan dan penerima manfaat lainnya. Semula, laporan ini dijadwalkan rilis pada 15 Oktober 2025.













