kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.917.000   -7.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.267   -37,00   -0,23%
  • IDX 7.862   70,26   0,90%
  • KOMPAS100 1.117   12,15   1,10%
  • LQ45 831   8,02   0,97%
  • ISSI 261   2,89   1,12%
  • IDX30 430   4,62   1,08%
  • IDXHIDIV20 493   5,02   1,03%
  • IDX80 125   1,26   1,03%
  • IDXV30 128   0,71   0,56%
  • IDXQ30 138   1,71   1,25%

Defisit Anggaran AS Makin Bengkak, Padahal Ada Tarif Tinggi Trump


Rabu, 13 Agustus 2025 / 06:59 WIB
Defisit Anggaran AS Makin Bengkak, Padahal Ada Tarif Tinggi Trump
ILUSTRASI. Defisit anggaran pemerintah Amerika Serikat (AS) justru makin membengkak meski Presiden Donald Trump memberlakukan tarif impor tinggi.


Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Alih-alih menyusut, defisit anggaran pemerintah Amerika Serikat (AS) justru makin membengkak meski Presiden Donald Trump memberlakukan tarif impor tinggi.

Defisit anggaran AS meningkat hampir 20% pada bulan Juli 2025 menjadi US$ 291 miliar meskipun terjadi lonjakan penerimaan bea cukai hampir US$ 21 miliar dari tarif Presiden Donald Trump. Defisit membengkak lantaran pengeluaran tumbuh lebih cepat daripada penerimaan. Demikian data Departemen Keuangan AS, Selasa (12/8), seperti dilansir Reuters.

Defisit anggaran AS untuk bulan Juli 2025 naik 19%, atau US$ 47 miliar, dari Juli 2024. Penerimaan untuk bulan tersebut tumbuh 2%, atau US$ 8 miliar, menjadi US$ 338 miliar. Sementara pengeluaran melonjak 10%, atau US$ 56 miliar, menjadi US$ 630 miliar, rekor tertinggi untuk bulan tersebut.

Bulan Juli tahun ini memiliki hari kerja yang lebih sedikit dibandingkan tahun lalu, sehingga Departemen Keuangan AS menyebut, penyesuaian terhadap perbedaan tersebut akan meningkatkan penerimaan sekitar US$ 20 miliar, yang mengakibatkan defisit sekitar US$ 271 miliar.

Baca Juga: AS Jadi Penyumbang Surplus Dagang Terbesar RI pada Mei 2025, China Sumbang Defisit

Penerimaan bea cukai bersih pada bulan Juli tumbuh menjadi sekitar US$ 27,7 miliar dari sekitar US$ 7,1 miliar pada periode tahun sebelumnya karena tarif yang lebih tinggi yang diberlakukan Trump, kata seorang pejabat Departemen Keuangan AS. Penerimaan ini sebagian besar sejalan dengan peningkatan penerimaan bea cukai bulan Juni setelah pertumbuhan yang stabil sejak April.

Harga Naik

Trump telah menggembar-gemborkan miliaran dolar yang mengalir ke kas AS dari tarifnya, tetapi bea masuk tersebut dibayarkan oleh perusahaan yang mengimpor barang tersebut, dengan beberapa biaya seringkali dibebankan kepada konsumen dalam bentuk harga yang lebih tinggi.

Data indeks harga konsumen pada hari Selasa menunjukkan kenaikan harga untuk beberapa barang yang sensitif terhadap tarif seperti furnitur, alas kaki, dan suku cadang mobil, tetapi kenaikan tersebut diimbangi oleh harga bensin yang lebih rendah dalam indeks keseluruhan.

Selama 10 bulan pertama tahun fiskal ini, total bea masuk mencapai US$ 135,7 miliar, naik US$ 73 miliar, atau 116%, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan kepada program "Kudlow" di Fox Business Network bahwa peningkatan pendapatan tarif AS akan menyulitkan Mahkamah Agung untuk menolak pajak impor Trump jika gugatan hukum terhadap bea masuk tersebut diajukan ke pengadilan tertinggi negara tersebut.

Baca Juga: Defisit Perdagangan Barang AS Makin Melebar, Ekonomi AS Kian Tertekan

Ken Matheny, direktur Lab Anggaran Universitas Yale, bidang ekonomi makro, mengatakan belum jelas seberapa besar peningkatan pendapatan tarif bulanan selanjutnya, tetapi tarif yang diterapkan, diukur dengan bea masuk dibagi nilai impor barang, masih sekitar 10%, lebih rendah dari rata-rata tarif saat ini yang sekitar 18% berdasarkan pengumuman terbaru.

Sejumlah besar perusahaan kemungkinan menyimpan barang di gudang pabean berikat dengan harapan negosiasi akan menurunkan tarif. Tetapi pada suatu saat barang-barang tersebut akan masuk ke negara tersebut, yang memicu pembayaran bea masuk.

"Saya menduga angka-angka ini menunjukkan adanya neraca impor yang cukup besar di mana bea masuk belum diakui," kata Matheny, seraya menambahkan bahwa hal ini dapat menyebabkan "lonjakan besar sementara dalam bea masuk."

Total Tahun Berjalan

Secara keseluruhan untuk tahun berjalan, defisit anggaran AS sebesar US$ 1,63 triliun, naik 7%, atau US$ 112 miliar, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Penerimaan naik 6%, atau US$ 262 miliar, menjadi US$ 4,347 triliun, rekor tertinggi untuk periode 10 bulan tersebut. Sementara pengeluaran tumbuh 7%, atau US$ 374 miliar, menjadi US$ 5,975 triliun, juga rekor tertinggi dalam 10 bulan.

Bea masuk tahun berjalan telah terkuras habis oleh kenaikan biaya program layanan kesehatan pemerintah sebesar 10% atau US$ 141 miliar, termasuk Medicare untuk lansia dan Medicaid untuk masyarakat miskin, menjadi US$ 1,557 triliun.

Baca Juga: Moody’s: Defisit Membengkak, AS Terancam Kehilangan Kekuatan Ekonomi

Program pensiun jaminan sosial, pos pengeluaran tunggal terbesar, mengalami peningkatan sebesar 9% atau US$ 108 miliar selama 10 bulan pertama tahun fiskal 2025 menjadi US$ 1,368 triliun.

Bunga utang publik juga terus tumbuh, melampaui US$ 1,01 triliun selama periode 10 bulan tersebut, meningkat 6% atau US$ 57 miliar dibandingkan tahun sebelumnya karena suku bunga yang sedikit lebih tinggi dan peningkatan jumlah utang.

Selanjutnya: Saham CDIA Akhirnya Menghijau Usai Lima Hari Berturut-turut Terkoreksi, Saatnya Beli?

Menarik Dibaca: IHSG Lanjutkan Penguatan? Simak Proyeksi Indeks dan Rekomendasi Saham Mirae (13/8)




TERBARU

[X]
×