Sumber: AP | Editor: Sanny Cicilia
TOKYO. Defisit neraca perdagangan Jepang melejit 65% di tahun 2013 dan menyentuh rekor ¥ 11,47 triliun (US$ 112 miliar). Kenaikan impor, terutama minyak, menyebabkan ekspor manufaktur elektronik dan produk lainnya terlihat lebih kecil.
Ekspor Jepang sepanjang tahun lalu naik 9,5% year on year menjadi ¥ 69,8 triliun (US$ 680,9 miliar). Sementara impor menanjak 15% menjadi ¥ 81,3 triliun (US$ 793,2 miliar).
Sekadar informasi, defisit neraca perdagangan Jepang per tahun 2012 sebesar ¥ 6,94 triliun. Sedangkan defisit pada bulan Desember 2013 saja sebesar ¥ 1,3 triliun (US$ 12,7 miliar), terus menanjak sejak empat bulan sebelumnya.
Pelemahan yen telah menyebabkan ongkos impor membengkak. Ini menambah beban impor, ketika Negeri Sakura ini harus mendatangkan lebih banyak minyak dan gas untuk menutupi kebutuhan energi setelah pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima yang rusak di tahun 2011 silam.
Ini terlihat dari permintaan minyak dan gas ke Timur Tengah yang mencapai ¥ 13,2 triliun (US$ 128,8 miliar). Di sisi lain, defisit dengan China, mitra dagang terbesar Jepang, naik hingga 43% menjadi ¥ 5,02 triliun (US$ 49 miliar).
Untunglah perdagangan ke Amerika Serikat masih surplus ¥ 6,1 triliun (US$ 59,5 miliar). Angka ini naik hampir 20% dibanding setahun sebelumnya.