kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Demo Hong Kong berlanjut, polisi menembakkan gas air mata di sekitar Kowloon


Minggu, 11 Agustus 2019 / 04:54 WIB
Demo Hong Kong berlanjut, polisi menembakkan gas air mata di sekitar Kowloon
ILUSTRASI. Deretan gedung perkantoran di Hong Kong


Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Lam, pemimpin Hong Kong, mengatakan pada hari Jumat bahwa ekonomi, yang sudah dihantam oleh perlambatan ekonomi China dan perang perdagangan AS-China, sedang dirusak oleh protes yang dimulai pada bulan Juni lalu.

Seorang juru bicara pemerintah menggambarkan demonstrasi ini sebagai kegiatan ilegal yang secara signifikan mempengaruhi kehidupan masyarakat.

Demonstran yang kebanyakan masih muda justru menjadi lebih mantap. Pada Sabtu malam, mereka memasang laser pointer ke polisi anti huru hara dan mengangkat batu bata dan memulung bahan bangunan untuk menghalangi jalan di Kowloon.

Larangan demo Cathay

China menargetkan perusahaan raksasa Hong Kong, menuntut maskapai berbendera Cathay Pacific Airways menangguhkan staf yang terlibat dalam demonstrasi. Ini membawa tekanan pada maskapai, terutama penerbangan dari China.

Baca Juga: Amerika Serikat menuduh China terapkan rezim preman di Hong Kong

Kemarin, Cathay mengumumkan kepada staf bahwa mereka akan melarang karyawan yang terlalu radikal untuk mengawaki penerbangan ke China daratan. Cathay pun mengatakan bahwa mereka telah memecat seorang pilot yang ditangkap pada protes pekan lalu dari tugas aktif.

Peringatan bagi penduduk pun tidak mempan menghalangi demonstran. Leung Wai Man, seorang ibu rumah tangga berusia 60-an, mengatakan bahwa dia termotivasi untuk berbaris di Tai Po karena dia marah dengan apa yang dia lihat sebagai respons kekerasan oleh polisi pada beberapa protes.

"Kami sangat marah tentang polisi karena menangkap remaja kami," kata dia. Leung mengatakan, dia khawatir akan meningkatnya kekerasan. Tapi, "Para pengunjuk rasa hanya berusaha melindungi diri mereka sendiri dari kekerasan polisi," kata dia

Para demonstran pun akan melanjutkan demonstrasi pada hari ini, Minggu (11/8), termasuk di distrik kelas pekerja Sham Shui Po. Di lokasi ini terjadi konfrontasi dengan kekerasan antara aktivis dan polisi, yang mendorong pihak berwenang untuk merencanakan menutup banyak bangunan publik di sana.

Protes menyebar

Protes dimulai setelah pemerintah Hong Kong mencoba memperkenalkan RUU ekstradisi yang akan memungkinkan terdakwa dikirim ke daratan China untuk diadili.

RUU itu telah ditangguhkan, tetapi pemrotes telah meningkatkan tuntutan mereka dan sekarang menyerukan demokrasi yang lebih besar dan pengunduran diri Lam.

Orang-orang muda telah berada di garis depan, khawatir akan hilangnya kebebasan di Hong Kong, sementara juga prihatin dengan masalah-masalah seperti kesenjangan kekayaan di kota.

Baca Juga: Makin panas, Amerika Serikat dan Australia merilis travel warning ke Hong Kong

Ribuan aktivis yang kebanyakan muda mengisi aula kedatangan bandara untuk hari kedua. Beberapa duduk dan meneriakkan slogan, sementara yang lain menggambar poster protes dan menyapa penumpang yang datang.

Demonstran yang lebih tua juga telah muncul. Sebelumnya pada hari Sabtu, dalam dua protes terpisah, kelompok kecil lansia Hong Kong dan keluarga berbaris di dekat kawasan bisnis pusat keuangan. Baik pawai maupun protes bandara berjalan damai.

"Kami berharap dapat menyediakan tempat yang lebih aman bagi orang tua dan anak-anak mereka untuk berpartisipasi dalam aksi unjuk rasa, dan untuk menyuarakan keprihatinan mereka," kata Fion Yim, 35, perwakilan dari panitia penyelenggara atas apa yang disebut sebagai protes keluarga.

Pemerintah China mengutuk protes ini. Bahkan, pemerintah menuduh kekuatan asing memicu kerusuhan.

Hong Kong dijamin kebebasan yang tidak diberikan di China, termasuk peradilan independen. Hal ini terjadi di bawah formula "satu negara, dua sistem", ketika Inggris mengembalikannya ke China pada tahun 1997.




TERBARU

[X]
×