Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KAIRO. Aksi protes warga Mesir terhadap Israel kian meningkat. Hari ini, pihak kepolisian Mesir harus menembakkan gas air mata untuk membubarkan demonstran yang mengepung Kedutaan Israel di negara itu. Selain itu, pasukan keamanan juga berupaya menggagalkan serangan demonstran yang mencoba menyerang kantor kepolisian di Gaza.
Berdasarkan berita yang dirilis Nile News, pihak keamanan Mesir juga mengirimkan 20 kendaraan bersenjata lengkap untuk melindungi pos kepolisian tersebut. Dalam insiden tersebut, dikabarkan satu orang tewas karena serangan jantung, Sementara, 448 orang tewas dalam bentrokan di dua tempat.
Sementara itu, dalam siaran di televisi swasta Mesir dikabarkan, duta besar Mesir sudah pergi menuju bandara Kairo untuk kembali ke Israel.
Sesaat setelah insiden tersebut, Perdana Menteri Mesir Essam Sharaf menggelar rapat kabinet. Sekitar 17 orang yang diduga otak dari serangan di kedutaan itu sudah ditangkap.
Kejadian tersebut mengundang reaksi keras dari Presiden AS Barack Obama. Obama menyerukan agar pemerintah Mesir melindungi misi diplomatik Israel. “Pemerintah Mesir harus menjalankan kewajiban internasional untuk menjaga keamanan dari kedutaan Israel,” demikian pernyataan dari Gedung Putih di Washington.
Memang, sejak penurunan paksa Pimpinan Mesir Husni Mubarak Febuari lalu, warga Mesir banyak yang menuntut untuk mengakhiri pakta perdamaian dengan Israel. Ketegangan antara kedua negara kian meningkat seiring meletusnya bentrokan di perbatasan kedua negara pada Agustus. Pada waktu itu, kelompok militan menembak sebuah mobil dan bus dekat kota Eilat, di sebelah Selatan Israel. Setidaknya, tiga polisi tewas akibat serangan balasan militer Israel.