Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Ghazal Pakseresht meratapi kehidupan singkat temannya, Daria Mousavi, yang berusia 14 tahun. Mousavi tewas dalam kecelakaan itu bersama saudara perempuannya Dorina, 9, dan kedua orang tuanya Pedram Mousavi dan Mojgan Daneshmand.
Baca Juga: Jenderal Iran: Saya berharap ikut jatuh dan terbakar bersama pesawat Ukraina
“Dia tidak pernah jatuh cinta, menikah, punya anak dan menjadi tua. Dalam hidup kita tidak menyadari betapa pentingnya seseorang bagi kita sampai mereka tidak lagi bersama kita," kata Pakseresht tentang Daria.
Daniel Ghods mengatakan pacarnya, Saba Saadat, seorang mahasiswa ilmu biologi, adalah "kilasan cahaya" dalam hidupnya, sebelum dia terbunuh dalam kecelakaan itu.
"Di dunia ini kita hidup di dalamnya mudah menjadi peka terhadap tragedi yang terjadi di sekitar kita," kata Ghods. "Saya meminta semua orang untuk menjaga kemanusiaan mereka dan bersikap baik satu sama lain."
Baca Juga: Menhan AS tak melihat bukti konkret Iran hendak serang empat kedubes AS
Sebelumnya pada hari itu sekitar 2.000 orang masuk ke aula universitas Toronto, menyuarakan kesedihan dan kemarahan.
"Tidak ada keadilan di dunia ini," kata Masoud Niknam, berduka atas saudaranya, Farhad, seorang dokter gigi dan ayah dari dua anak yang menikah."Aku tidak percaya pada apa pun lagi. Kita akan memiliki lubang di hati kita selamanya dan itu tidak bisa diisi dengan apa pun.”
Dia menambahkan, “Semua orang marah, semua orang kesal. Saya belum pernah melihat orang-orang Iran seperti ini sejak tahun 1979, sejak terjadi revolusi," kata Mehrdad Ariannejad, CEO Tirgan, sebuah organisasi nirlaba yang mengorganisir peringatan Toronto.
Masa berkabung di Kanada berlangsung selama beberapa hari, termasuk menyalakan lilin di banyak kota.