Sumber: AFP | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Masalah yang menimpa Huawei gara-gara Presiden Amerika Serikat Donald Trump justru menjadi berkah bagi Samsung Electronics. Saham rival asal Korea Selatan tersebut naik hampir 3% pada perdagangan kemarin.
Seperti diberitakan AFP, saham Samsung terkerek setelah sejumlah masalah menghampiri Huawei belakangan ini. Utamanya karena keputusan Google untuk memutuskan hubungan dengan pembuat ponsel asal China tersebut.
Google, yang sistem operasi seluler Android-nya dipakai pada sebagian besar smartphone yang ada di dunia, mengatakan telah memutuskan hubungan dengan Huawei untuk mematuhi perintah eksekutif yang dikeluarkan oleh Donald Trump.
Langkah ini dapat memiliki implikasi dramatis bagi pengguna ponsel cerdas buatan Huawei, karena perusahaan tersebut tidak akan lagi memiliki akses ke layanan eksklusif Google. Termasuk mencakup aplikasi Gmail dan Google Maps.
Para investor bertaruh bahwa kesulitan yang menimpa Huawei dapat menguntungkan Samsung yang notabene merupakan produsen smartphone terbesar di dunia. Belakangan, Samsung menghadapi persaingan yang semakin meningkat dengan kompetitor asal China, termasuk Huawei.
Tak pelak, saham Samsung pun naik 2,7% pada penutupan perdagangan hari Selasa.
Analis mengatakan larangan AS akan merusak kemampuan Huawei untuk menjual ponsel di luar China. Hal menawarkan kesempatan bagi Samsung untuk mengkonsolidasikan posisinya di puncak pasar ponsel pintar global.
"Jika Anda berada di Eropa atau China dan tidak dapat menggunakan peta Google Maps atau layanan Android apa pun dengan ponsel cerdas Huawei, apakah Anda akan membelinya?" kata analis MS Hwang.
Samsung menyumbang 23,1% dari penjualan ponsel pintar global pada kuartal pertama tahun ini menurut International Data Corporation. Sementara Huawei memiliki pangsa pasar sebesar 19%.
Tetapi masalah Huawei mungkin merupakan pedang bermata dua untuk Samsung yang juga merupakan produsen chip terbesar di dunia. Pasalnya Huawei bisa saja menekan permintaan semikonduktor dari negara lain, termasuk buatan Samsung.
China mendominasi pembelian chip buatan Asia. Termasuk dari Korea Selatan.
"Dalam pandangan kami, upaya restocking China untuk barang-barang elektronik kemungkinan akan melemah dan ditunda jika ketegangan dan larangan tersebut bertahan lebih lama, yang kemungkinan akan mengganggu permintaan secara keseluruhan," tulis analis Citi Group dalam laporannya.