Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin menghadapi seruan untuk mengundurkan diri pada Senin (26/10), setelah Raja menolak permintaannya untuk menyatakan keadaan darurat untuk memerangi epidemi Covid-19.
Muhyiddin telah meminta aturan darurat di tengah lonjakan baru infeksi virus corona di Malaysia dan pandemi global yang telah menghantam perekonomian negeri jiran.
Tetapi, para kritikus menuduh Muhyiddin menggunakan alasan untuk menangguhkan parlemen dan menghindari ujian terhadap dukungan mayoritas parlemen yang tipis terhadapnya.
Penolakan Raja Al-Sultan Abdullah terlihat semakin mengikis cengkeraman Muhyiddin pada kekuasaan, sebulan setelah pemimpin oposisi Anwar Ibrahim mengatakan dia mendapat dukungan mayoritas di parlemen, termasuk dari pembelot asal aliansi yang berkuasa, untuk membentuk pemerintahan baru.
Baca Juga: Raja Malaysia tolak kondisi darurat, posisi Muhyiddin genting
Selain menolak permintaan Muhyiddin pada Minggu (25/10), Raja Malaysia juga meminta politisi untuk mengakhiri politik yang bisa mengganggu kestabilan pemerintah, yang menurutnya, telah menangani pandemi dengan baik.
Tapi, para pemimpin partai lain dalam koalisi Muhyiddin dan oposisi mengkritik langkahnya untuk mencari kekuatan darurat dan meminta dia untuk mundur setelah Raja menolak permintaan menyatakan keadaan darurat.
"Syukurlah, Yang Mulia Raja tidak terpengaruh oleh permainan politik yang dapat menyeret negara ke wilayah yang lebih kritis," kata Ahmad Puad Zarkashi, pemimpin senior di Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), partai terbesar dalam koalisi yang berkuasa, dalam posting di Facebook.
“Kesejahteraan rakyat lebih penting. Seharusnya Muhyiddin turun,” imbuh Ahmad Puad seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: PM Malaysia Muhyiddin pertimbangkan rombak kabinet untuk pertahankan jabatan