Sumber: Bloomberg, Reuters, AP | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
WASHINGTON. Harga perumahan di 20 kota Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan sebesar 18,5% di bulan Desember, dibanding periode sama tahun lalu.
Penurunan S&P/Case-Shiller Index jauh melebihi prediksi yang dibuat para analis dan mengikuti penurunan yang terjadi pada bulan November sebesar 18,2%. Memang, sejak Januari 2007, indeks perumahan ini terus anjlok.
Tingginya tingkat penyitaan rumah akibat gagal bayar turut memberikan kontribusi besar dalam penurunan harga rumah. Untuk mengatasi hal tersebut, Presiden AS Barack Obama telah menyetujui penggelontoran stimulus senilai US$ 275 miliar untuk menstabilkan pasar perumahan. Hal itu juga meliputi dana sebesar US$ 75 miliar yang ditujukan untuk menurunkan suku bunga kredit perumahan dan meningkatkan pinjaman.
“Tingginya angka stok perumahan dan penyitaan rumah di pasar properti akan terus membuat harga rumah anjlok. Memang, adanya kebijakan Obama akan membantu mengerem anjloknya harga rumah secara perlahan. Tapi hal itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat,” jelas Ian Shepherdson, Chief US Economist High Frequency Economics di New York .
Sekitar 28 ekonom yang disurvei Bloomberg memprediksi, indeks perumahan 20 kota akan mengalami penurunan sebesar 18,3% dibanding tahun sebelumnya. Menurut para ekonom, proyeksi penurunan berada di kisaran angka 17,4% hingga 19%.
Jika dibandingkan dengan tahun lalu, seluruh area di 20 kota yang disurvei menunjukkan adanya penurunan harga rumah di bulan Desember. Penurunan harga rumah tertinggi terjadi di Phoenix sebesar 34%, Las Vegas 33% dan San Francisco sebesar 31%.
Selain itu, indeks S&P/Case-Shiller juga merilis data kuartalan harga rumah di AS secara nasional. Hasilnya, terdapat penurunan harga rumah sebesar 18,2% dalam kuartal empat 2008 dari periode yang sama tahun lalu. Sebagai perbandingan saja, pada kuartal tiga tahun lalu, penurunannya hanya mencapai 16,6%.
“Adanya penurunan di pasar perumahan akan terus berlanjut. Tidak banyak data yang menggembirakan mengenai perumahan saat ini,” ungkap David Blitzer, Chairman Index Community di S&P.
Sebagai tambahan, menurut data RealtyTrac Inc, tingkat penyitaan perumahan di AS akibat gagal bayar melonjak 81% pada tahun lalu menjadi 2,3 juta. Angka tersebut merupakan rekor tertinggi dari yang pernah ada.