kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45932,69   4,34   0.47%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Di Bursa New York, Harga Minyak Kembali Rebound


Jumat, 17 Oktober 2008 / 16:18 WIB
Di Bursa New York, Harga Minyak Kembali Rebound
ILUSTRASI. TAJUK - Sandy Baskoro


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

SINGAPURA. Harga minyak dunia kembali rebound setelah menyentuh level terendah dalam 13 bulan terakhir di bursa New York. Kenaikan tersebut dipicu adanya spekulasi bahwa OPEC akan segera mengumumkan rencana pemangkasan produksinya pada pertemuan anggota-anggota OPEC minggu depan.

Kemarin, harga minyak anjlok di bawah US$ 70 per barel. Penurunan tersebut seiring dengan meningkatnya cadangan minyak Amerika Serikat (AS) lebih dari dua kali lipat dari yang diprediksi minggu lalu. Sekadar informasi saja, kemarin, harga minyak sempat turun US$ 4,69 atau 6,3% menjadi US$ US$ 69,85 per barel. Harga ini merupakan yang terendah sejak 23 Agustus 2007.

Harga minyak mentah untuk kontrak pengantaran bulan November naik US$ 3,17 atau 4,5% menjadi US$ 73,02 per barel. Pada pukul 13.40 waktu Singapura, minyak diperdagangkan pada level US$ 72,78 per barel di New York Mercantile Exchange.

“OPEC memang harus melakukan pengurangan produksi. Tapi pertanyaannya adalah seberapa besar? Pasar saham AS menunjukkan sentimen positif sehingga mendorong kenaikan harga minyak. Tersiarnya kabar bahwa OPEC akan memangkas 1 juta barel per hari akan menyebabkan pasar bullish,” jelas Tetsu Emori, fund manager Astmax Co di Tokyo.

Sementara itu, Andy Lipow, president Lipow Oil Associates LLC di Houston menilai, saat ini, investor melihat pasar saham sudah mulai menunjukkan kepulihan. "Itu sebabnya, mereka ingin menginvestasikan dananya atas minyak dengan persepsi pergerakan bursa dunia merupakan indikator atas pergerakan harga kontrak berjangka minyak. Meski demikian, hal ini menimbulkan kekhawatiran pada OPEC. Itu sebabnya kemungkinan besar OPEC akan memangkas jumlah produksi,” papar Lipow.




TERBARU

[X]
×