Sumber: GOV.UK | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - GLASGOW. Sebanyak 190 negara dan organisasi sepakat untuk segera meninggalkan batubara sebagai bahan bakar dalam pertemuan COP26, Rabu (3/11).
Semuanya juga berkomitmen untuk menghentikan pembangkit listrik berbasis batubara dan berhenti membangun pembangkit listrik tenaga uap baru
Konferensi Para Pihak Perubahan Iklim PBB ke-26 (COP26) berlangsung di Glasgow pada 31 Oktober-12 November mendatang. Inggris bertindak sebagai tuan rumah dalam pertemuan kali ini.
Batubara diakui sebagai bahan bakar fosil yang paling berpolusi. Emisi gas rumah kaca dari pembakarannya adalah kontributor tunggal, dan terbesar, terhadap perubahan iklim.
Baca Juga: Dampingi Jokowi, Menko Airlangga paparkan rangkaian agenda COPS 26 di Glasgow
Dilansir dari situs GOV.uk, Pemerintah Inggris mengatakan, para penandatangan perjanjian COP26 berkomitmen untuk mengakhiri semua investasi pembangkit listrik tenaga batubara baru di dalam negeri dan internasional, serta dengan cepat meningkatkan pembangkit energi bersih.
Negara-negara yang berpartisipasi juga berkomitmen untuk menghentikan pembangkit listrik tenaga batubara secara bertahap pada 2030-an untuk ekonomi besar, dan 2040-an untuk ekonomi kecil.
Negara, seperti Polandia, Vietnam, Mesir, Chili dan Maroko, mengumumkan komitmen yang jelas untuk menghentikan pembangkit listrik tenaga batubara.
"Akhir dari batubara sudah di depan mata. Dunia kini bergerak ke arah yang benar, siap untuk menutup nasib batubara dan merangkul manfaat bagi lingkungan dan ekonomi dengan membangun masa depan yang didukung oleh energi bersih," kata Kwasi Kwarteng, Menteri Negara Bidang Bisnis dan Energi Inggris.
Powering Past Coal Alliance, kampanye internasional yang bertujuan untuk menghapus batubara, mengaku telah mendapatkan 28 anggota baru, termasuk Ukraina, yang berjanji untuk berhenti menggunakan bahan bakar tersebut pada 2035.
Menuju dunia yang bersih dan bebas bencana
Membawa dunia menjauh dari batubara dianggap penting untuk mencapai target iklim yang telah disepakati secara global melalui Paris Agreement, termasuk membatasi pemanasan global hingga ambang 1,5 derajat Celcius untuk mencegah bencana.
Baca Juga: China targetkan kurangi konsumsi batubara pembangkit listrik rata-rata 1,8% di 2025