Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - RIYADH. Harga saham Saudi Aramco melonjak 10% dari harga penawaran umum perdana (IPO) dalam debut di bursa saham Riyadh, Rabu (11/12). Alhasil, valuasinya mendekati US$ 2 triliun.
Melansir Reuters, saham raksasa energi itu melesat jadi 35,2 riyal per saham atau naik 10% dibanding harga IPO 32 riyal. Angka kenaikan ini menyentuh batas harian tertinggi yang bursa Tadawul izinkan.
Kenaikan itu sekaligus mengantarkan nilai pasar Saudi Aramco mencapai US$ 1,88 triliun, dan menjadikannya sebagai perusahaan terdaftar di bursa dengan nilai tertinggi di dunia.
Baca Juga: IPO Saudi Aramco dan ambisi besar Putra Mahkota merombak ekonomi kerajaan Arab
Dalam IPO pekan lalu, Saudi Aramco berhasil meraup dana US$ 25,6 miliar yang merupakan rekor tertinggi, dan mengerek nilai pasar mereka menjadi US$ 1,7 triliun.
Hasil IPO Saudi Aramco itu mengalahkan penawaran umum perdana perusahaan teknologi China sebesar US$ 25 miliar pada 2014 lalu.
"Ini adalah IPO yang sukses dan listing Aramco akan menambah kedalaman pasar lokal, dengan memberikan eksposur ke sektor vital ekonomi Arab Saudi," kata Bassel Khatoun, Managing Director Franklin Templeton Emerging Markets Equity.
"Kami berharap, Saudi Aramco menggunakan bursa Tadawul sebagai batu loncatan ke bursa internasional," ujar Khatoun kepada Reuters.
Baca Juga: Saudi Aramco akan gunakan opsi greenshoe 15% dalam 30 hari pertama perdagangan saham
Saham Saudi Aramco mulai diperdagangkan setengah jam setelah pasar dibuka. Sebab, bursa Arab Saudi memberikan waktu tambahan untuk periode "pembukaan lelang" ketika investor mengajukan penawaran, untuk mengantisipasi aktivitas tingkat tinggi.
Menurut Al Rajhi Capital, saham Saudi Aramco akan memiliki bobot terbesar kedua pada indeks Tadawul sebesar 9,7%. Sementara Al Rajhi Bank memiliki bobot paling besar, mencapai 14,6% karena float gratis yang lebih gede.
Awal bulan ini, bursa Tadawul memperkenalkan batas bobot indeks 15% untuk mengatasi kekhawatiran tentang dampak potensial flotasi Saudi Aramco. Mereka juga membatasi korelasi indeks dengan harga minyak.