Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - DUBAI. Jumlah korban jiwa virus corona mencapai 145 orang pada Sabtu. Jumlah itu terakumulasi setelah 21 orang dipastikan meninggal pada hari terakhir.
Anggota parlemen Iran Fatehmeh Rahbar adalah di antara mereka yang meninggal pada hari Jumat, kantor berita semi-resmi Tasnim melaporkan.
Pada 2 Maret, Tasnim juga melaporkan kematian Mohammad Mirmohammadi, seorang pejabat tinggi Iran yang lain.
Wakil Menteri Kesehatan Iraj Harirchi dan anggota parlemen lain, Mahmoud Sadeghi, juga mengaku telah tertular virus itu.
Baca Juga: Arab Saudi meminta pendatang dari 4 negara ini mengarantina diri sendiri
Ketika pihak berwenang berupaya mengatasi wabah itu, Otoritas Masjid Iran menunda semua pertemuan dan perayaan sampai pemberitahuan lebih lanjut, kata kantor berita Mehr, seperti dikutip Reuters.
Iran adalah pusat penyebaran di Timur Tengah. Sebagian besar kasus yang dilaporkan di kawasan tersebut menimpa orang-orang yang berada di Iran atau yang terserang virus dari orang-orang yang pernah mengunjungi negara tersebut.
Sembari mengumumkan angka kematian terbaru, seorang pejabat Kementerian Kesehatan Iran mengatakan dalam sebuah briefing di televisi bahwa kasus virus korona yang terinfeksi telah meningkat lebih dari 1.000 kasus selama 24 jam terakhir.
Per Sabtu (7/3), total kasus corona di Negeri Teluk Persia itu telah mencapai 5.823.
Baca Juga: Korsel konfirmasi 174 kasus virus corona baru, hubungan Seoul-Tokyo sempat memanas
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif menyerukan oposisi dunia terhadap sanksi AS. Dia menuding sanksi AS bertujuan menguras sumber daya Iran yang diperlukan dalam perang melawan COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona baru.
"@realDonaldTrump jahat memperketat sanksi ilegal AS dengan tujuan menguras sumber daya Iran yang diperlukan dalam memerangi # COVID19 - sementara warga negara kita sekarat karenanya," kata Zarif dalam tweet.
"Dunia tidak bisa lagi diam ketika #EconomicTerrorism AS digantikan oleh #MedicalTerrorism," kata Zarif, tanpa merujuk pada sanksi baru.
Trump pernah mengatakan bahwa dia berharap sanksi itu akan membatasi program rudal balistik dan pengaruh Teheran di seluruh Timur Tengah.
Teheran sendiri berkilah bahwa program nuklirnya adalah untuk tujuan damai sedangkan misil untuk tujuan pencegahan dan pertahanan.
Baca Juga: Total kasus infeksi virus corona global tembus 100.000, negara dunia siaga penuh
Di Zurich, seorang pejabat senior pemerintah Swiss mengatakan pada hari Sabtu bahwa jaringan Swiss untuk mengekspor makanan dan obat-obatan ke rakyat Iran tanpa menaati sanksi AS adalah awal yang baik. Lusinan perusahaan ingin mengambil bagian.