kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Di tengah kebuntuan Brexit, Inggris raih inflasi terendah pada Februari


Rabu, 20 Maret 2019 / 19:12 WIB
Di tengah kebuntuan Brexit, Inggris raih inflasi terendah pada Februari


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - LONDON. Di tengah pengambilan keputusan Brexit yang alot, Inggris mencapai tingkat inflasi terendahnya dalam dua tahun terakhir di Januari 2019.

Dilansir dari Reuters, keadaan ini membuat masyarakat Inggris dapat mempertahankan daya belinya.

Rilis data perdagangan Inggris yang dikeluarkan pada Rabu (20/3) juga menunjukkan harga properti atau perumahan naik pada laju tahunan terendah. Harga tersebut, merupakan yang terendah sejak lima tahun setengah. Penurunan harga ini dinilai tajam, sejak September 2009 karena krisis ekonomi global.

Tak hanya itu, data yang dikeluarkan oleh Lembaga Statistik Nasional (Office for National Statistics, ONS) mencatat tingkat konsumsi Inggris naik secara tahunan sebesar 1,9% pada Februari. Sementara pada Januari, tingkat konsumsi mencapai kenaikan 1,8%.

"Tingkat inflasi Inggris dapat dikatakan stabil. Ada kenaikan moderat dalam sektor makanan, alkohol, dan tembakau, namun diimbangi dengan harga pakaian dan sepatu yang naik kurang dari setahun lalu," tutur Mike Hardie, ahli statistik ONS, seperti dikutip Reuters.

Hardie menyebut, harga perumahan Inggris secara keseluruhan naik pada Januari sebesar 1,7% secara tahunan. Ini merupakan kenaikan harga terendah sejak Juni 2013, saat Inggris masih berjuang melepaskan diri dari krisis keuangan global.

Harga perumahan di London turun sebesar 1,6%. "Harga rumah di ibu kota turun 3,3% dari harga yang diperbaharui pada Juni 3017," lanjut Hardie.

Inflasi Inggris juga menghapus tipis volatilitas harga pangan dan energi. Tak hanya itu, data pengangguran Inggris mencatat angka terendah dalam 44 tahun, serta adanya kenaikan upah. Hal ini dinilai menghapus persepsi ketidakpastian dan kekhawatiran Brexit bagi pengeluaran rumah tangga.

Pada Kamis (21/3) mendatang, Inggris akan merilis data penjualan ritel. Hasil data tersebut diproyeksikan turut meningkat sebesar 3,3% secara tahunan Perkiraan ini masih optimistis walau lebih rendah dibandingkan sebelum masa referendum Brexit 2016.

Inflasi yang rendah juga membuat Bank of England (BOE) menahan menaikkan suku bunga acuannya, selagi menunggu kebuntuan keputusan Brexit.

Sementara beberapa pejabat BOE menyatakan pihaknya masih akan melihat kekuatan penurunan inflasi domestik sebagai tolak ukur kenaikan suku bunga di masa mendatang.




TERBARU

[X]
×