Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - MOSCOW. Di belakang gencatan senjata Arab Saudi-Rusia untuk menstabilkan pasar minyak dengan pemangkasan produksi dengan jumlah rekor, para pemain pasar melihat dua produsen minyak kelas berat dunia ini masih terlibat pertarungan fisik.
Data pengiriman yang dianalisis oleh Reuters pada Senin (20/4/2020) menunjukkan, alih-alih bertarung di harga minyak berjangka, pertempuran lama untuk pangsa pasar terus berlanjut antar kedua negara, khususnya di Asia.
Pada minggu lalu, kedua negara mengatakan bahwa mereka siap untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk menyeimbangkan pasar dengan memangkas produksi gabungan dengan anggota OPEC + lainnya dari bulan Mei.
Baca Juga: Amblas! Harga Minyak Diperdagangkan di Teritori Negatif
"Di luar pernyataan kerja sama, pertarungan masih berlangsung," jelas sebuah sumber di sebuah perusahaan perdagangan kepada Reuters.
Sumber itu menambahkan bahwa harga jual resmi Arab Saudi (OSP) mengisyaratkan bahwa kerajaan itu menargetkan pasar Asia, di mana permintaan relatif tetap tangguh selama terjadi perlambatan ekonomi global.
Pada saat yang bersamaan, Rusia juga mengandalkan pasar Asia sebagai tujuan produksi minyaknya sejak meluncurkan 1,6 juta barel per hari lewat ESPO pipeline. Ini menghubungkan ladang Rusia ke pasar Asia melalui pelabuhan Kozmino, pasar ekspor utama negara itu, dan juga melalui jalur pipa dengan China, konsumen Asia terbesar.
Baca Juga: Pertama kali dalam sejarah, harga minyak ditutup di bawah nol
Saudi Aramco memangkas OSP-nya ke Asia pada bulan Mei sebesar US$ 3 hingga US$ 5 di semua kelasnya, menandai bulan kedua dari pemotongan drastis. Sementara itu, penurunan harga kargo Aramco ke Eropa lebih kecil, dengan beberapa kenaikan pada nilai yang lebih berat.
Demikian juga, Irak, Uni Emirat Arab dan Kuwait memangkas harga minyak mentah Mei yang ditujukan untuk Asia.